Sukses

Kisah Rifat Sungkar Lalui Masa Sulit di Awal Karir Balapnya

Nama Rifat Sungkar tentu sudah tak asing lagi di dunia otomotif nasional. Dirinya telah 26 tahun berkecimpung di dunia balap.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Rifat Sungkar tentu sudah tak asing lagi di dunia otomotif nasional. Segudang prestasi di ajang reli telah ia raih.

Meski terlahir dari keluarga pembalap, suami Sissy Priscillia itu mengaku memulai karirnya dengan mobil pinjaman.

"Untuk karir balap sampai tahun ini saya sudah mengikuti karir balap kurang lebih 26 tahun. Memang kalau dibandingkan keluarga lain, keluarga saya memang keluarga otomotif. Tapi saya enggak di kasih fasilitas untuk ikut acara balap," kata Rifat saat berbincang dengan Liputan6.com.

Meski mengikuti acara yang digagas sang ayah, pria kelahiran 22 Oktober 1978 ini menegaskan harus mengikuti proses balap seperti peserta lainnya. Bahkan, Ia harus membayar uang pendaftaran dan tak ada perlakukan khusus.

"Untuk ikut lomba sprint rally yang bokap (ayah) bikin aja, itu harus bayar pendaftaran. Karena bokap bilang kalau enggak bayar uang pendaftaran, kalau menang ya enggak ambil uang hadiah. Jadi mulai mobil pinjam, spare part seken, pendfataran harus bayar, running cost tim ditanggung sendiri," ujarnya.

Rifat mengaku, piala pertama yang ia angkat bukanlah dari kejuaraan reli. Ayah dua anak itu pertama kali terjun di dunia balap saat berusia 14 tahun. Gokart menjadi awal karirnya di dunia balap.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Mulai dengan Gokart

Setelah berhasil menjuarai beberapa kejuaraan gokart, Rifat akhirnya mulai terjun di dunia balap reli.

"Mungkin orang tau saya itu berprestasi di reli, tapi awalnya itu mulai dari gokart. Pertama kali juara di gokart tahun 1994 bulan November, lalu menang lagi di tahun 1995. Prestasi pertama di reli itu 1996, lalu 1997 jadi juara umum dan berhasil menang di tiga event," tuturnya.

 

3 dari 3 halaman

Penuh Perjuangan

Bukan hanya saat menjadi juara, Rifat menegaskan beragam pengalaman menarik di awal karirnya diakui sebagai momen yang akan selalu di kenang.

"Momen yang enggak akan saya lupakan bukan saat mengangkat piala, tapi lebih kepada perjuangan saya bisa ikut balap saat itu,"

"Karena semua serba terbatas, serba enggak punya, serba enggak mengerti. Saat itu gue merasa berat banget, tapi saat ini momen seperti ini sangat berharga karena semuanya dimulai dari nol," tuturnya.