Sukses

Harga Fantastis Bugatti Type 59 Kelahiran 1934, Apa Istimewanya?

Lihat Bugatti yang satu ini kesannya sudah penuh baret, tidak sempurna di beberapa sisi dan berkarat. Memang benar. Tapi siapa sangka kalau harga mobil sport ini bisa mencapai Rp188 miliar.

Liputan6.com, Jakarta Lihat Bugatti yang satu ini kesannya sudah penuh baret, tidak sempurna di beberapa sisi dan berkarat. Memang benar. Tapi siapa sangka kalau harga mobil sport ini bisa mencapai Rp188 miliar.

Bugatti memang terkenal dengan harganya yang fantastis. Tapi Bugatti ini punya nilai sejarah yang bikin harganya meroket. Bugatti Type 59 keluaran 1934 ini memang mobil balap sejati yang ikut balap di zamannya. 'Luka-luka' itu memang asli karena balapan.

Bukan cuma saksi sejarah, semua komponennya asli. Mesinnya adalah nomor 5 yang merupakan mesin Bugatti untuk grand prix pada musim kompetisi 1934-1935. Dikendarai oleh Rene Dreyfus, Bugatti ini naik podium posisi ke3 di Monaco Grand Prix. Dan podium utama pada Belgian Grand Prix di Spa.

Setelah pabrikan Prancis ini mundur dari grand prix, beberapa perubahan dilakukan pada Bugatti type 59 ini. Mobil balap ini disesuaikan spesifikasinya.

Beberapa komponen ditanggalkan seperti mencopot supercharger dan mulai memakai dry sump gearbox. Sasis juga disesuaikan dan identitasnya menjadi sasis 57248.

Selanjutnya Bugatti type 59 ini dikemudikan Jean Pierre Wimille untuk berkompetisi (bukan grand prix). Performanya masih bisa membuatnya mendominasi balap selama musim 1937.

Setahun kemudian, Bugatti tyoe 59 pensium dari kompetisi dan dibeli oleh King Leopold III dari Belgia. Setidaknya mobil ini telah berpindah tangan ke empat pemilik.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Mesin Spesial Bugatti Type 59

Performa Bugatti memang tidak pernah mengecewakan. Untuk model ini, tenaga yang dikeluarkan mesin mencapai 250 Tk pada 5.000 rpm. Sebuah pencapaian yang luar biasa pada masanya.

Tenaga besar itu keluar dari mesin 3,25 liter yang terpisah dalam 8 silinder mesin dengan karburator kembar buatan Zenith. Tak lupa ada supercharger yang menyertainya

Dari mesin, tenaga diteruskan ke roda melalui transmisi 4 percepatan. Sistem pengereman masih mengandalkan sistem tromol di keempat roda.

Suspensi solid di depan dengan semi elliptical per daun jadi andalan. Sementara di belakang mengadalkan sistem live rear axle dengan De Ram peredam kejut.