Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia tengah dalam diskusi awal dengan produsen kendaraan listrik, Tesla tentang potensi investasi di Asia Tenggara, produsen utama nikel.
Melansir Reuters, Indonesia ingin mengembangkan rantai pasok penuh nikel di dalam negeri, terutama untuk mengekstraksi bahan kimia baterai, membuat baterai, dan pada akhirnya membuat kendaraan listrik.
Advertisement
Hal tersebut, didukung dengan penghentian ekspor bijih nikel yang belum diolah untuk mendukung investasi di industri Tanah Air.
Menurut Ayodhia Kalake, Pejabat Senior di kementerian Koordinator Bidang maritim dan Investasi, Tesla telah menghubungi pemerintah secara tidak resmi terkait kemungkinan usaha.
Namun, rincian terkait pembicaraan investasi ini belum diungkapkan secara gamblang.
"Itu masih diskusi awal dan belum detail," jelas Ayodhia.
"Kami perlu diskusi lebih lanjut dengan Tesla," ujarnya, sambil menambahkan bahwa Indonesia memiliki sejumlah insentuf untuk investasi kendaraan listrik.
Sementara itu, Tesla sendiri belum mengkonfirmasi terkait rencana investasi tersebut.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Proyek tenaga surya
Indonesia bulan lalu mengatakan telah mendapatkan kesepakatan untuk membangun pabrik baterai lithium dengan LG Chem, Korea Selatan dan China Contemporary Amperex Technology Ltd (CATL).
Sedangkan Tesla sendiri ingin meningkatkan produksi truk dan proyek tenaga surya, dan sang bos, Elon Musk awal tahun ini mendesak penambang untuk memproduksi lebih banyak nikel dan menawarkan kontrak raksasa, jangka panjang jika ditambang secara efisien dan dengan cara yang peka terhadap lingkungan.
Advertisement