Liputan6.com, Jakarta - Pengorbanan orangtua kepada sang anak tidak akan bisa diukur dengan apapun di dunia ini. Apapun akan diberikan dan dilakukan demiÂ
Begitu juga dengan Jumiati Masud, yang rela mengantarkan anaknya kembali ke kampus, dengan menggunakan motor sejauh 50 kilometer dari rumah.
Advertisement
Baca Juga
Melansir World of Buzz, sang ibu memang hanya memiliki roda dua sebagai alat transportasi.
Namun, demi melihat sang anak menghadiri hari pertamanya di Universitas, wanita paruh baya yang berprofesi sebagai pedagang kaki lima ini rela memacu motornya dengan sang anak, Muhammad Izzulhaq Mohammed.
Sesampainya di Universitas Sains Malaysia (USM) dalam keadaan basah kuyub, karena keduanya juga membawa banyak barang dari rumah, seperti pakaian dan kebutuhan lainya untuk sang putra tinggal di asrama.
Kisah ibu hebat ini, kemudian viral dan mendapatkan banyak simpati. Jumiati sendiri mengaku ingin memastikan putranya bisa tinggal di lingkungan yang nyaman, dan fokus belajar.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Khawatirkan Ibunya
Universitas tempat anaknya berkuliah ini, memang memberikan tiga pilihan kepada mahasiswa baru. Pertama, mahasiswa dipersilakan mendaftar lalu kembali ke rumah untuk menjalankan belajar dari rumah.
Pilihan kedua, mahasiswa mendaftar dan meninggalkan barang-barang mereka di asrama tempat mereka tinggal. Sementara pilihan yang ketiga adalah mendaftar lalu menetap di sana tanpa kembali ke rumah.
Lantas Jumiati pun memutuskan untuk memilih opsi yang terakhir, yaitu membiarkan anaknya tinggal di sana.
"Biarkan dia belajar di sini. Ini lebih baik. Di rumah, tidak ada koneksi internet karena kami tidak memiliki wifi," jelasnya.
Setelah sebelumnya ditawari kuliah di salah satu Universitas di Kuala Lumpur, Jumiati mengatakan mereka memilih kuliah di USM karena lebih dekat dengan rumah.
"Saya khawatir dengan perjalanan ibu saya kembali ke Simpang Empat. Sungguh pil pahit yang harus ditelan, melihat ibu saya bekerja sangat keras untuk memastikan bahwa saya berhasil," pungkas sang anak.
Advertisement