Liputan6.com, Garut - Peternak biasanya menggunakan sepeda motor atau berjalan kaki saat membawa rumput untuk pakan ternak. Namun hal tersebut tidak berlaku untuk Muhamad Syam (30), peternak domba Garut, asal kota Intan, Garut, Jawa Barat.
Mahasiswa pascasarjana salah satu universitas negeri di Bandung ini, sengaja memakai Mercy e 300 classic untuk membawa rumput yang diperuntukkan bagi puluhan domba Garut, peliharaannya.
Advertisement
Selain terbilang unik, pola bawaan peternak domba garut yang satu ini juga terbilang nyeleneh di kalangan peternak domba Garut lainnya.
“Sebenarnya biasa saja, dulu mungkin termasuk barang lux (mewah) karena jarang yang pakai jadi terlihat aneh,” ujar Muhammad Syam, dalam obrolan hangatnya dengan Liputan6.com, Ahad (18/10/2020).
Menurutnya, penggunaan angkutan Mercy e 300 classic bukan sengaja mencari sensasi, namun karena ketiadaan angkutan barang di rumahnya.
“Sebenarnya ada satu lagi Mercy e 200, tapi jarang dipakai karena terlalu ceper (pendek/rendah),” ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tetap Menawan
Memakai kelir perak, sebagai warna asli bawaan pabrik, mobil Jerman keluaran 1987 itu masih tetap menawan, meskipun bagian aksesori terutama kursi dan dasbor terlihat kusam, namun sebagian besar masih mempertahankan kualitas awal.
Hal itu bisa dibuktikan mulai dapur pacu alias mesin, yang masih terlihat bersih dan orisinil, sehingga mobil berkapasitas 3.000 cc itu masih terlihat gagah.
Pertenak domba garut satu ini mengatakan, kedua mercy tunggangannya sudah dikoleksi lima tahun terakhir. Diawali Mercy seri e 200 yang dibeli seharga Rp40 juta, kemudian seri e 300 classic yang beli seharga Rp20 juta.
“Pokoknya surat kendaraan semuanya lengkap, hanya pajak saja yang habis,” kata dia, sedikit membuka identitas kendaraannya.
Advertisement
Keunggulan Mobil Eropa
Menurutnya, ide menggunakan sedan Mercy sebagai tunggangannya dalam mencari rumput memang bukan untuk pamer, namun soal kenyamanan.
“Suspensi mobil Eropa itu empuk sehingga enak ditunggangi,” ujar dia sambil tersenyum ramah dan hangat.
Meskipun terkesan glamor dan parlente yang dikenal karena borosnya, nyatanya kendaraan yang ditunggangi calon master ekonomi syariah itu, terbilang irit dibanding mobil sepadannya.
“Saya pakai ke kampus Bandung PP (pulang-pergi) hanya Rp100 ribu, hampir sama dengan Kijang LGX sekarang,” kata dia, sambil menunjuk salah satu kendaraan asal Jepang yang melintas, menggambarkan betapa iritnya mesin kendaraan Mercy tersebut.
Dalam sekali jalan, tak kurang dari lima hingga 10 karung berisi rumput segar, yang berhasil dibawa Mercy kesayangannya. “Soal banyaknya rumput kadang tergantung kebutuhan juga,” ujar dia.
Saat ini jumlah domba adu yang dipelihara berkisar sekitar 40 ekor. Dari jumlah itu empat ekor di antaranya biasa dibawa ke arena tarung domba untuk berlaga.
“Sisanya yang di kandang ada indukan, anakan juga bakalan domba adu Garut untuk calon petarung,”kata dia.
Kini meskipun terbilang unik dan langka, ia bakal tetap mempertahankan mencari rumput menggunakan angkutan Mercy kebanggannya.
“Sebenarnya yang e 200 buatan 1986 juga dipakai, namun jarang digunakan,” kata dia.
Sumber: Regional Liputan6.com
Penulis: Jayadi Supriadin
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19
Advertisement