Liputan6.com, Jakarta - Kota Jakarta berhasil memenangkan penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021 atas program integrasi antarmoda transportasi publik yang terus dikembangkan. Kota pemenang STA ini diumumkan pada konferensi transport internasional, MOBILIZE 2020 yang diselenggarakan secara virtual pada 26, 28 dan 30 Oktober 2020.
Penghargaan ini tentu bisa diraih berkat kerja keras semua pihak dan strategi yang tepat untuk memecahkan permasalahan transportasi di Jakarta. Menurut Syafrin Liputo, Kadishub Prov. DKI Jakarta, hal yang terpenting adalah mengutamakan aspek manusia.
Advertisement
" Sejak 2018, Pemerintah Provinsi Jakarta mencoba untuk merubah paradigma permasalahan transportasi Jakarta dengan menyusun skala prioritas penanganan, dari skala ini terlihat bahwa bagaimana sekarang penanganan transportasi Jakarta orientasinya diubah, dari car oriented development menjadi transit oriented development dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan dengan penempatan aspek manusia di depan," ungkap Syafrin saat sharing session MTI Jakarta, 6 November 2020.
Menurut Syafrin, terdapat 4 prioritas penanganan transportasi Jakarta, urutan pertama adalah pejalan kaki, kedua kendaraan ramah lingkungan, ketiga angkutan umum, dan keempat kendaraan pribadi (disinsentif).
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pejalan Kaki
Selama 2018-2019 setidaknya penataan trotoar Jakarta sepanjang kurang lebih 200 km. Jalur kendaraan bertransformasi menjadi jalur pejalan kaki ini diharapkan ada perubahan paradigma dan gaya hidup warga Jakarta dalam bermobilitas.
" Kita pahami begitu orang akan melakukan pergerakan jika mereka tidak difasilitasi dengan baik tentu mereka akan memilih kendaraan di luar kemapanan dia sendiri. Oleh sebab itu kita menyiapkan semaksimal mungkin fasilitas pejalan kaki bagi warga untuk beraktivitas," ungkap Syafrin.
Â
Advertisement
Kendaraan Ramah Lingkungan
Prioritas kedua adalah kendaraan ramah lingkungan, seperti non-motorized transport dalam hal ini sepeda. Bersepeda sendiri sudah menjadi gaya hidup warga Jakarta, untuk mendukung konektivitas firs mile-last mile, perjalanan jarak pendek, olahraga dan rekreasi, serta akses menuju pusat kegiatan. " Bisa juga kendaraan listrik yang masif dikembangkan di berbagai belahan dunia," tambah Syafrin.Â
" Yang ketiga kemudian kita melihat angkutan umum, tentu angkutan umun bagaimana integrasi angkutan umum ini terjadi. Dan yang keempat yaitu kendaraan pribadi yang tidak diberi insentif," pungkas Syafrin.