Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini, klub Motor Besar Indonesia (MBI) melakukan misi mulia saat touring menyambangi Sumba, Nusa Tenggara Timur. Touring yang dibatasi hanya 20 bikers ini mempromosikan budaya dan keindahan alam pulau Sumba.
Agenda wajib yang tidak terlupa adalah bakti sosial berupa pembangunan rumah ibadah dan penanaman pohon di Kampung Pasunga bersama Pemerintah Daerah setempat dan yayasan Gen Hijau.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, MBI juga menyerahkan bantuan semen untuk pembangunan Gereja dan Masjid, serta menyerahkan buku untuk anak usia sekolah. Kehadiran mereka disambut dengan baik oleh warga setempat
"Seluruh warga, tokoh adat dan Pemerintah Daerah sangat ramah dan menyambut baik para biker. Kami disambut dengan tari-tarian dan pengalungan kain khas Sumba," ujar Rio Castello, Ketua Umum MBI,
Di Sumba Barat misalnya, warga Sumba mempertunjukkan Tari Woleka. Tari yang dibawakan oleh penari pria dan wanita ini merupakan tarian selamat datang khas Sumba sekaligus juga menunjukkan rasa syukur.
Yang menarik saat tiba di Waingapu, Sumba, bikers moge ini disambut oleh masyarakat, tokoh adat dan Pemerintah Daerah setempat.
Masyarakat Sumba mempersiapkan pasukan kuda untuk melakukan penyambutan. Memang, Sumba terkenal dengan kudanya. Hal ini memberi kesan tersendiri bagi para biker MBI.
Â
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tips Touring ke Sumba
Rio menuturkan, bagi para biker MBI, keindahan Sumba sangat menawan. Jalur penjelajahan juga menarik karena jalan di Sumba memiliki banyak tikungan. Dalam perjalanan dengan menggunakan motor besar, para biker MBI berbagi tips juga mengingatkan untuk tetap waspada.
Walau jalan utama di Sumba dalam kondisi baik dan jalan halus, namun diharapkan biker tetap waspada karena terkadang masih ada kuda, kambing atau sapi yang melintas di jalan. Di beberapa lokasi, kondisi jalan yang cukup menantang masih dapat ditemui, sehingga perlu tetap berhati-hati.
"Pulau Sumba terkenal dengan keindahan alam yang masih alami. Tak hanya itu, kekayaan budaya Sumba menjadi salah satu daya tarik Pulau yang berbatasan dengan Sumbawa, Flores dan Timor ini. Dalam perjalanan ini, MBI menikmati keindahan alam Sumba dan kekayaan budaya Sumba," katanya
Sumba terkenal dengan Tenun Ikat yang khas. Hal ini didapati hampir di semua tempat yang dikunjungi oleh MBI. Salah satunya adalah ketika makan siang di Desa Adat Praiwarang Rende.
Di desa yang telah berusia ratusan tahun ini, MBI disambut oleh Raja setempat dan disematkan kain adat sebagai cindera mata.
Â
Advertisement
Tempat Lain
Tempat berikutnya adalah Kampung Praijing. Lokasi ini disebut salah satu must visit atau wajib didatangi. Kampung Praijing berada di Bukit Praijing, Kecamatan Waikabubak, Sumba Barat. Ciri khas kampung budaya ini adalah barisan rumah adat dengan di antaranya terdapat rumah dengan menara.
Rumah dengan menara tersebut dinamakan Uma Mbatangu, yaitu pada bagian menara tersimpan bahan makanan hingga barang pusaka. Rumah tanpa menara disebut Uma Bokulu.
Di sini, pengunjung dapat menyaksikan langsung kebiasaan hidup khas tradisional Sumba. Dari segi desain rumah hingga ukiran tiang rumah, menjadi bahan memperkaya pengetahuan.
Di Tempat ini pula terdapat kain tenun Ikat khas Sumba yang sangat indah dan mengesankan karena semua dibuat hand-made. Satu kain dapat dikerjakan hingga sebulan lamanya oleh warga Sumba. Pewarna yang digunakan pun alami.
"Perjalanan touring MBI yang dilakukan selama sekitar empat hari ini mengambil jalur dari Sumba Barat, Sumba Barat Daya, lalu menuju Sumba Tengah dan Timur dan kembali ke Sumba Barat. Dalam perjalanan ini, MBI berkesempatan melewati berbagai area wisata di Sumba," pungkas Rio.
Sumber: Otosia.com