Liputan6.com, Jakarta - Bisa dikatakan mayoritas truk yang beredar di dunia, termasuk di Indonesia saat ini adalah tipe Cabin Over Engine (COE), baik merek Eropa hingga Jepang, termasuk Isuzu.
Ciri truk tipe COE tidak, memiliki hidung, sebab sesuai namanya posisi mesin dibenamkan di bawah kabin. Lalu apa sebab pabrikan truk meninggalkan desain kepala konvensional?
Advertisement
Baca Juga
Thomas A. Wijanarko dari Training Center PT Isuzu Astra Motor Indonesia menyebutkan bahwa faktor tidak banyak menyita ruang di badan truk dan daya angkut yang lebih besar menjadi alasannya.
Truk tanpa hidung dinilai punya efisiensi lebih baik terutama dalam ketersediaan ruang kargo, yang berimbas muatan barang menjadi lebih banyak. Disamping itu juga truk CEO punya visibilitas di lokasi terbatas dan manuver lebih baik.
"Kalau dengan moncong maka akan mengurangi dimensi kendaraan, yang seharusnya bisa digunakan sebagai bak atau boks muatan," kata Thomas dalam webinar bertajuk 'Basic Truk Bersama Isuzu' belum lama ini.
Seperti diketahui, truk dengan moncong masih dijumpai di era tahun 1970-an hingga 1980-an.
Truk model konvensional ini kini jarang beredar, bahkan tidak lagi ditemui, kecuali di Amerika Serikat. Di Amerika Utara truk konvensional masih mendominasi.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
"Jambul" di Atas Kepala Truk
Sementara di atas kepala truk terlihat seperti ada "jambul". Tidak sedikit yang penasaran, apa fungsi sebenarnya? Ternyata komponen tersebut tidak sekadar pemanis, melainkan sebagai pemecah angin.
"Itu namanya Wind Deflector. Gunanya untuk memecah angin dari arah depan agar lebih aerodinamis, tidak menabrak bak atau boks yang posisinya lebih tinggi cari kabin," jelasnya.
Sumber: Otosia.com
Advertisement