Sukses

Mobil Listrik Tetap Butuh Servis Rutin, Ini Penjelasannya

Mobil listrik mungkin bisa dibilang lebih sederhana dibanding mobil konvensional jika dilihat dari jumlah komponen utama. Secara garis besar, mobil listrik terbagi atas motor listrik, baterai, sistem penggerak, dan paling banter otak komputer.

Liputan6.com, Jakarta - Mobil listrik mungkin bisa dibilang lebih sederhana dibanding mobil konvensional jika dilihat dari jumlah komponen utama. Secara garis besar, mobil listrik terbagi atas motor listrik, baterai, sistem penggerak, dan paling banter otak komputer. Namun, apakah mobil listrik bebas perawatan?

Jika dibandingkan dengan mobil listrik, mobil konvensional melibatkan banyak komponen untuk menciptakan velositas. Perlu kerja sama dari moving parts seperti kruk as, klep dan noken as, hingga segala bagian pendorong piston. Belum lagi sokongan peningkat efisiensi seperti pengatur gerak klep variabel. Nah, setiap gerakan tadi perlu pelumasan plus asupan energi harus bersih sehingga perlu saringan. Semua pastinya wajib dirawat dan diganti secara berkala agar dapat terus beroperasi sebagaimana mestinya.

Sedangkan kinerja motor listrik pada mobil listrik mungkin tidak sesibuk aransemen mesin konvensional. Putaran hadir melalui induksi magnet dan baterai. Kompleksitasnya berbeda dunia dan boleh jadi kesibukan utama terletak di perangkat lunak, bukan bagian fisik. Terlihat seolah tidak perlu ganti oli atau saringan yang lazim menjadi masuk keranjang belanja saat servis. Tapi pandangan itu salah besar, mobil listrik tetap perlu perawatan berkala. 

Komponen yang harus tetap diperiksa secara berkala adalah bermacam jenis fluida. Contohnya saja radiator yang digunakan untuk mendinginkan baterai dan motor listrik pada mobil listrik Hyundai Ioniq atau Kona. Komponen dalam mobil listrik juga mengeluarkan panas.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 4 halaman

Speed Reducer

Di samping itu, hubungan dari motor listrik ke roda tetap perlu rangkaian gear. Disebut Speed Reducer, memanfaatkan oli layaknya transmisi pada umumnya. Namun, dapat dipastikan tidak membutuhkan penggantian seintensif oli mesin. Seperti disebutkan Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Bonar Pakpahan pada momen peluncuran Hyundai Kona dan Ioniq Electric (16/11). "Pelumas yang dibutuhkan motor penggerak ini tidaklah banyak hanya sekitar 1 liter dan tidak membutuhkan penggantian secara berkala. Jadi layaknya long life transmission fluid, seperti oli transmisi otomatis yang tidak membutuhkan penggantian untuk waktu yang lama," kata Bonar.

Ya, sebuah kendaraan listrik tetap memerlukan perawatan berkala. Yang menjadi pembeda adalah intervalnya. Dijelaskan Bonar untuk EV Hyundai membutuhkan perawatan selama 15 ribu km sekali atau satu tahun – mana tercapai lebih dulu. "Yang rutin diganti saat perawatan berkala itu hanya filter AC. Berikutnya fluida seperti battery coolant setiap 60 ribu. Yang terakhir adalah minyak rem atau brake fluid," ungkap Bonar lagi. 

 

3 dari 4 halaman

Diagnosa GDS

Jika meminang Hyundai Kona Electric atau Ioniq Electric, disebutkan saat servis akan ada pengecekan lanjutan dengan alat diagnosa GDS. Kesehatan komponen seperti baterai dan controller diperiksa sehingga dapat diketahui pasti kondisinya. Di samping itu, sistem elektrikal dan mekanikal lain ikut dicek. Termasuk bagian suspensi dan elektrikal dalam kabin.

Well, sebagai sebuah teknologi baru sangat disarankan untuk dikerjakan oleh teknisi berpengalaman di bengkel resmi. Tidak bisa dikerjakan sembarang orang. Mobil konvensional saja berisiko menimbulkan bahaya bila ditangani mekanik abal, apalagi mobil listrik yang belum menjadi barang umum.

Sumber: Oto.com

4 dari 4 halaman

Infografis Tes Antobodi vs Tes Antigen