Liputan6.com, Jakarta - Mobil ramah lingkungan, seperti hybrid, plug-in hybrid, atau listrik penuh dipercaya bakal menjadi masa depan industri otomotif. Berbagai pabrikan di dunia, tengah mengembangkan kendaraan emisi rendah tersebut, untuk diproduksi massal dan dijual bebas.
Namun sejatinya, mobil yang harga jualnya masih cukup tinggi saat ini, baru muncul akhir-akhir ini saja. Bahkan, sistem elektrifikasi roda empat ini, sudah muncul terlebih dahulu dibanding mesin bensin atau diesel.
Advertisement
Baca Juga
Hal tersebut, tercantum dalam sebuah tulisan yang diterbitkan Idaho National Laboratory. Titik awal dimulainya pengembangan sistem penggerak listrik, telah dimulai sejak 1895 di Amerika Serikat.
Pengembangan dan inovasi mobil listrik terus muncul, hingga pada 1897 lahir mobil listrik pertama. Bahkan, mobil dengan penggerak motor elektrik ini langsung digunakan sebagai armada taksi di New York, saat pertama kali hadir.
Penyempurnaan terus dilakukan dan pada 1902, dan lahirlah mobil listrik lainnya bernama Wood Phaeton. Wujud kendaraan ini berupa kereta tak berkuda yang didukung baterai untuk menempuh jarak sejauh 29 kilometer.
Sementara itu, motor penggerak pada kendaraan yang saat itu dibanderol US$ 2 ribu atau sekira Rp 26,2 juta ini sanggup dipacu hingga kecepatan 23 km/jam.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Medio 1900-an
Medio 1900-an juga ditandai lahirnya kendaraan bertenaga uap serta bensin. Saat itu, kendaraan bertenaga listrik lebih banyak dipilih karena tidak menghasilkan getaran mesin, bau bahan bakar, serta kebisingan yang biasanya terdapat pada mobil bensin.
Untuk diketahui, tenaga yang dihasilkan oleh dinamo atau motor penggerak dihitung dalam satuan kilowatt (kW).
Sebagai contoh, 100 kW setara 134 tenaga kuda (Tk). Torsi yang tersedia pada motor elektrik juga memiliki rentang yang luas.
Adapun sumber listrik disimpan pada baterai. Jarak tempuh pada kendaraan bergantung pada kapasitas baterai yang digunakan menyimpan listrik.
Advertisement