Sukses

Jadwal Peluncuran Produk Kolaborasi Bajaj-Triumph Mundur

Pandemi Covid-19 memaksa peluncuran produk kolaborasi antara Bajaj dengan Triumph tertunda.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 memaksa peluncuran produk kolaborasi antara Bajaj dengan Triumph tertunda. Awalnya, produk kolaborasi tersebut direncanakan dirilis 2021 namun karena pandemi mundur menjadi 2023.  

Pabrik Bajaj di Pune yang difungsikan sebagai pusat produksi juga belum bisa bekerja sesuai keinginan kedua perusahaan. Meski begitu, kolaborasi ini terus berjalan untuk mengembangkan berbagai model.

Produsen Inggris mencoba memanfaatkan kehebatan asli Bajaj di bidang manufaktur untuk menurunkan harga, sedangkan Bajaj dapat memperoleh pengalaman Triumph dalam aspek teknik.

Di sisi Triumph, mereka ingin membuat motor murah agar sesuai dengan pasar Asia. Namun ada spekulasi yang beredar, kalau versi kuda besi dengan harga terjangkau juga ditawarkan di Inggris dan Eropa. Sementara bagi Bajaj, produk yang nantinya diluncurkan bisa melengkapi jajaran yang sudah ada.

Tak berlebihan jika banyak anggapan soal duet Bajaj-Triumph dapat menghasilkan motor berkapasitas menengah. Ada kemungkinan versi mungil dari Daytona, Tiger atau baby Bonneville.

Apapun yang dimunculkan nanti, tentu tak mengurangi antusiasme para penggemar motor Inggris dan India. Laporan awal mengindikasikan bahwa mereka siap meluncurkan model silinder tunggal di bawah lencana Bonneville.

Seperti yang pernah diberitakan sebelumnya, produk mereka dikabarkan mengadopsi jenis neo-klasik dan berkapasitas antara 300 cc sampai 350 cc. Lantaran sepeda motor model itu sedang naik daun di India.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Bergaya Klasik

Dan kedua perusahaan berada dalam posisi unik untuk meramaikan persaingan. Maka itu, boleh jadi unit pertama dari dua company besar itu ditujukan untuk bersaing langsung dengan Jawa Classic 350, Royal Enfield Meteor 350 dan Honda CB350 H’Ness.

Kabar untuk produk baru dari Bajaj dan Triumph, terlihat seperti sosok naked classic berjubah Bonneville.

Hampir semua yang menempel pada sosok aslinya diterjemahkan di sini. Mengenakan lampu bundar, tangki teardrop, fork teleskopik, jok rata, hingga panel penutup filter udara dan komposisi dual shock.

Untuk bagian tangkinya terlihat agak mengotak mirip kepunyaan Thruxton, hanya saja lebih kaku. Dihias dengan stripes ala kuda besi Inggris. Sangat proporsional.

Belakangnya tampak beda dibanding produk Triumph lain. Ia mengenakan fender tipis lengkap dengan stoplamp bulat dan sein.

Di area kaki-kaki, bukan pelek jari-jari yang menghiasi roda. Justru model palang “Y” dengan dua warna. Berikutnya soal jantung pacu, ditempel blok mesin dan sistem pembuangan milik Thruxton.

Meski belum pasti, motor tersebut tampil realistis. Di lain sisi, Bajaj diminta bertanggung jawab pada sektor produksi dan distribusi lokal (India).

 

3 dari 4 halaman

Perkiraan Mesin

Berikut menyediakan basis mesin untuk naked classic entry level mereka. Dan paling masuk akal, dipasangkan milik sepupunya Bajaj (KTM 390).

Jika iya, boleh jadi dapur pacunya berkonfigurasi satu silinder 373,2. Mesinnya menggunakan DTSI, atau teknologi Digital Triple Spark Ignition. Tidak seperti sepupunya-KTM, ia dikemas dengan teknologi SOHC bukan DOHC.

Tenaga yang mampu dihasilkan berkisar 40 Hp dan torsi 35 Nm. Dayanya disalurkan ke roda belakang melalui transmisi 6-speed. Namun kabarnya, bakal ada sedikit penyesuaian lagi. Terutama di bagian pengapian.

Meski detailnya minim dan sebagian besar masih bersifat spekulatif, kedua brand diyakini bakal mendapat banyak keuntungan dari kolaborasi tersebut.

Jika meraih kesuksesan, kerja sama Bajaj-Triumph ini dapat terus naik ke level lebih tinggi pada tahun-tahun mendatang.

Dan diperkirakan dapat memproduksi sepeda motor hingga 750 cc untuk pasar India. Sesuai perjanjian, kuda besi anyar haruslah bertitel Triumph namun dengan mesin Bajaj.

Sumber: Oto.com

4 dari 4 halaman

INFOGRAFIS: Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia