Sukses

Kawasaki KLR650 Bangkit Kembali, Intip Ubahannya

Kawasaki KLR650 lahir kembali dengan interpretasi lama: Mentah dan liar. Seperti diketahui, Kawasaki menghentikan produksi Kawasaki KLR650 pada 2018. Dan kini ia bangkit kembali.

Liputan6.com, Jakarta - Kawasaki KLR650 lahir kembali dengan interpretasi lama: Mentah dan liar. Seperti diketahui, Kawasaki menghentikan produksi motor enduro itu pada 2018. Dan kini ia bangkit kembali.

Entah mau dianggap payah atau justru menyenangkan. Tergantung preferensi masing-masing. Sebab yang dicari pada sosok tinggi kekar ini memang rasa natural dari berkendara. Tanpa banyak embel-embel teknologi canggih.

Apalagi komputerisasi rumit pengatur laju. Tetap sederhana. Seperti kejatuhan durian runtuh punya puritan seperti itu bukan? Tak perlu repot-repot mengembangkan teknologi modern.

Contoh simpel adalah di dapur pacu. Kawasaki hanya merevisi sedikit. Alih-alih mengambil basis Versys 650 yang terbilang modern, serta berbasis dua silinder, mereka memilih mempertahankan konstruksi piston tunggal.

Mesin 652 cc itu sekadar ketambahan sistem injeksi DFI. Ya, tak perlu kaget. Generasi sebelum masih mengandalkan karburator.

Dan sisanya berupa setingan sederhana. Menguatkan torsi di putaran tengah. Serta menyempurnakan jalur pembuangan dan cam chain. Selesai.

Tidak ada girboks canggih dengan quick shifter atau assist dan slipper clutch seperti beberpa rivalnya. Rangkaian gigi lima percepatan manual konvensional dipertahankan.

Hanya saja ada ubahan rasio pada gir ketiga sampai kelima. Serta mekanismenya dibuat lebih halus, demi memudahkan pengendara bermanuver.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 4 halaman

Handling

Perihal handling ini turut didukung struktur utama terintegrasi. Tadinya, subframe dan main frame terpisah. Kini keduanya menyambung dalam satu kuncian kokoh.

Tentu demi mengejar kekakuan dan akurasi pengendalian. Namun perlu dibuktikan lagi soal fleksibilitas. Lantaran motor enduro juga bertugas menyelesaikan medan berat nan dinamis.

Tak cuma itu, swing arm memanjang 30 mm, stang makin lebar 10 mm, serta footpegs diletakkan lebih rendah. Supaya pengendara nyaman.

Urusan penghenti laju, Kawasaki memilih untuk memperbesar single disc brake depan jadi 300 mm. Ini lebih besar 20 mm dari sebelumnya. Sementara disc brake 240 mm belakangnya, lebih tipis 1 mm guna membuang hawa panas lebih baik.

Belum ada informasi pasti soal mekanisme ABS. Tapi hasil kerja sama dengan Bosch ini, diharapkan Kawasaki mampu memberikan impresi natural ketika sedag offroad.

Dan beroperasi sebagaimana mestinya (sensitif) waktu dibawa ke jalan aspal. Tidak diinformasikan maksudnya bisa dinyala-matikan lewat saklar. Yang pasti, perangkat itu berupa opsional. Hal menyenangkan bagi para pecinta motor liar.

 

3 dari 4 halaman

Harga

Selebihnya KLR mengalami update tak begitu signifikan. Seperti lampu utama LED, suatu hal jamak digunakan motor murah sekalipun. Kembali lagi, konsepnya memang tanpa banyak embel-embel.

Memang layar instrumennya baru, full digital. Tapi informasi diberikan standar saja seputar fundamental. Tak berwarna pula, alias monokrom. Kalau mau menambah perangkat aksesori, Anda bisa juga memasang pemanas grip serta GPS.

Akan ada dua varian standar dijual, satu tanpa ABS dan dengan ABS. Masing-masing seharga Rp 94,4 jutaan – Rp 98 jutaan. Sementara untuk seri Traveler dan Adventure, berada di kisaran Rp 104 jutaan.

Dengan tambahan aksesori box dan perlengkapan jalan jauh. Setelah melihat estimasi harga, pastinya sangat menarik meminang enduro ukuran medium grup hijau ini bukan?

Sumber: Oto.com

4 dari 4 halaman

Infografis 17 Kondisi Orang Tak Bisa Disuntik Vaksin Covid-19 Sinovac