Sukses

Mazda Masih Pelajari Potensi Datangkan Mobil Listrik ke Indonesia

Jenama asal Jepang ini sendiri, masih belum bersedia menjelaskan detail perkembangan studi terkait mobil listrik tersebut, atau model apa saja yang akan dibawa ke Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan mobil listrik di Indonesia tengah berkembang dengan pesat. Berbagai model ramah lingkungan, seperti hybrid, plug-in hybrid, dan listrik murni sudah mulai banyak beredar di pasar nasional.

Berbagai pabrikan turut memeriahkan pasar kendaraan listrik ini, dan menyusul PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) sebagai distributor resmi Mazda, yang saat ini tengah mempelajari kemungkinan untuk juga bisa membawa mobil listrik ke Tanah Air.

"Untuk saat ini, kami hanya bisa bilang sedang melakukan studi mendalam untuk bisa mendatangkan mobil listrik di Indonesia," jelas Erik Pascanugraha, General Managers Operation PT EMI, ketika ditanya terkait ketertarikan Mazda membawa mobil listrik ke Indonesia, belum lama ini.

Namun, jenama asal Jepang ini sendiri, masih belum bersedia menjelaskan detail perkembangan studi terkait mobil listrik tersebut, atau model apa saja yang akan dibawa ke Indonesia.

"Semua sedang digodok dan dimatangkan di Kantor Pusat Mazda Corporation," tambahnya.

Sementara itu, Mazda sendiri dikabarkan siap membuka fasilitasnya di Hiroshima dan Yamaguchi secara bertahap. Rencananya mulai Juni, dengan waktu kerja satu shift saja. Hal ini menjadi kabar baik bagi model elektrik perdana yang sudah siap dirakit, MX-30.

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

2 dari 2 halaman

Mobil Listrik Pertama

SUV ramah lingkungan itu akhirnya bisa dimulai produksinya. Mengambil tempat di pabrik Ujina No.1, Hiroshima, pembuatannya tentu tak bisa langsung banyak. MX-30 menjadi jawaban permintaan pasar Eropa, yang semakin mengetatkan aturan emisi.

Mengusung teknologi elektrifikasi yang disebut e-Skyactiv1, Mazda menyematkan satu motor elektrik di roda depan. Spesifikasinya menghasilkan tenaga tertinggi 107 kW atau 144,9 PS, dengan torsi 264 Nm.

Unit penggerak ditenagai baterai lithium-ion 35,5 kWh yang diposisikan di lantai, guna memaksimalkan ruang. Sumber daya ini menurut hasil test WLTP dapat menjelajah sejauh 200 km. Tak beda seperti model-model elektrifikasi lain, tapi cukup mumpuni.

Walau begitu, memungkinkan pengisian baterai pakai konektor DC 50 kW, sehingga cuma butuh 30 sampai 40 menit untuk isi daya dari nol ke 80 persen. Versi lebih lamanya juga ada, memakai koneksi AC 6,6 kW.

Video Terkini