Sukses

Ramah Lingkungan, Michelin Ingin Buat Ban dari Sampah Botol Plastik

Michelin ingin membuat ban dari daur ulang botol plastik.

Liputan6.com, Jakarta - Michelin ingin membuat ban dari daur ulang botol plastik. Pasalnya, hampir 3 miliar botol plastik per tahun memang bisa didaur ulang untuk digunakan dalam proses produksi ban.

Melansir Autoblog, pabrikan asal Prancis ini mengatakan tujuannya untuk mencapai 40 persen bahan yang berkelanjutan (dapat diperbaharui atau didaur ulang) pada 2030, dan 100 persen pada 2050 satu langkah lebih dekat menjadi kenyataan.

Raksasa ban asal Prancis ini bahkan telah berhasil menguji teknologi daur ulang plastik oleh perusahaan biokimia Carbios, yang dapat digunakan dalam produksi ban.

Proses daur ulang carbios enzymatic untuk limbah plastik polietilen treftalat (PET) bergantung dari enzim yang mampu mendepolimerisasi plastik. PET ini sendri, merupakan jenis plastik yang digunakan untuk membuat botol, pakaian polyster, dan beberapa jenis karpet.

Bahan tersebut, biasanya didaur ulang termasuk menjadi jaket bulu domba, tetapi juga merupakan salah satu sumber utama limbah plastik. Menurut Michelin, praktik daur ulang konvensional tidak menghasilkan produk yang cocok untuk digunakan pada ban, tetapi proses enzimatis'menghasilkan poliester berkekuatan tinggi sangat cocok untuk ban, karena ketahanannya terhadap kerusakan, ketangguhan, dan stabilitas termal.

"Penguatan berteknologi tinggi ini telah menunjukkan kemampuan mereka untuk memberikan kinerja yang identik dengan industri minyak," kata Nicolas Seeboth, direktur penelitian polimer di Michelin, dalam sebuah pernyataan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Michelin Tak Lagi Gunakan Plastik Pembungkus Ban, Ini Alasannya

Untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai serta menjalankan proses bisnis yang berkelanjutan, Michelin Indonesia menghentikan penggunaan pembungkus plastik pada ban motor. 

Langkah ini juga diharapkan dapat mendukung kebijakan pemerintah dalam mengurangi sampah plastik sesuai dengan arahan Peraturan Presiden nomor 97 tahun 2017 tentang pengurangan sampah plastik hingga 30 persen pada tahun 2025.

“Menghilangkan bungkus plastik pada ban akan secara signifikan mengurangi sampah plastik sekali pakai yang dihasilkan oleh produk Michelin,” ungkap Presiden Direktur Michelin Indonesia Steven Vette dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com.

Michelin menghilangkan bungkus plastik untuk ban motor dimulai sejak Maret 2021. Kebijakan ini akan diikuti oleh perusahaan Michelin lainnya di Indonesia, yaitu Multistrada Arah Sarana.

Kebijakan meniadakan bungkus plastik ini didukung sepenuhnya oleh mitra distribusi utama Michelin yaitu Planet Ban. Untuk memudahkan penjual dan pengguna untuk menemukan ban yang mereka butuhkan, Michelin memasang stiker berdasarkan pola, kategori dan ukuran. Semua informasi tentang ban dapat ditemukan pada stiker.

3 dari 3 halaman

Infografis Sinovac Belum Termasuk Vaksin Covid-19 Syarat Umrah