Liputan6.com, Jakarta - Bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penularan virus Corona Covid-19, pemerintah telah resmi melarang mudik 2021. Namun, memang ada beberapa masyarakat yang tetap melakukan perjalanan ke kampung halaman, meskipun memiliki risiko penularan yang tinggi.
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, bakal terus melakukan penyekatan hingga 17 Mei 2021. Sebab, diperkirakan masih ada orang yang akan pulang kampung hingga H+4 Hari Raya Idulfitri.
"Sampai tanggal 17 kita masih tetap menyekat keluar karena diperkirakan sampai tanggal 17 yang habis salat Id di Jakarta, namun kemudian keluar kota setelahnya," ujar Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo, seperti dilansir laman resmi NTMC Polri, Kamis (14/5/2021).
Advertisement
Sebelumnya, Sambodo menyampaikan, polisi telah menambah pos penyekatan dan jumlah personel untuk mengantisipasi pemudik di titik perbatasan. Namun, memang masih banyak masyarakat khususnya pengendara motor yang memaksa untuk mudik dan lolos dari penyekatan pada H-3 hingga H-2.
"Mereka tidak mau kita putar balik sehingga kemudian menimbulkan dan membuat kerumunan yang justru malah berbahaya bagi kesehatan masyarakat. Ada para pemudik yang membawa anak-anak dan segala macamnya. Oleh sebab itu kami melakukan diskresi kepolisian, untuk kemudian secara bertahap membuka penyekatan untuk kemudian mereka bisa lolos hanya sekadar untuk memecah kerumunan," tambahnya.
Kendati demikian, pemudik yang lolos penyekatan di Kedung Waringin akan kembali menemui pos penyekatan di Tanjungpura, Karawang, yang berjarak kurang dari satu kilometer.
"Lolos dari Karawang masuk Purwakarta, masuk Subang ada lagi, masuk Indramayu ada lagi, masuk Cirebon ada lagi pos penyekatan, bahkan ke kota mana pun ketika para pemudik itu masuk ke kota tertentu itu ada penyekatan. Itulah sebabnya kita melaksanakan penyekatan berlapis dengan 381 titik," tegasnya.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Persuasif dan humanis
Namun, jelas Sambodo, seberapa besar pengamanan dan jumlah penyekatan, yang lebih dibutuhkan adalah kesadaran masyarakat untuk tidak mudik karena berpotensi menyebarkan Covid-19 di kampung halaman.
"Intinya seberapa besar pasukan pun, yang kita butuhkan justru kesadaran kolektif masyarakat untuk sama-sama mau mematuhi anjuran pemerintah untuk tidak mudik. Karena mereka tidak mungkin kan kita paksa, kita dorong karena mereka bukan unjuk rasa. Kita tetap persuasif dan humanis," pungkasnya.
Advertisement