Sukses

Setop di Lampu Merah, Mobil Matic Tahan Transmisi di D atau N?

Mobil bertransmisi otomatis atau lebih dikenal dengan sebutan mobil matic menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Menggunakannya terbilang mudah, sebab pengemudi tak memikirkan kopling, hanya gas dan rem.

Liputan6.com, Jakarta - Mobil bertransmisi otomatis atau lebih dikenal dengan sebutan mobil matic menjadi pilihan masyarakat Indonesia. Menggunakannya terbilang mudah, sebab pengemudi tak memikirkan kopling, hanya gas dan rem.

Namun, di balik itu, ada permasalahan yang rupanya sering jadi kontroversi. Ketika sedang berhenti di lampu merah, posisi gigi mana yang paling tepat untuk mobil matic? Salahkah bila selalu memposisikannya di gigi D (Drive)?

Ternyata posisi D pada transmisi mobil matic saat berhenti tidak merusak apa pun. Hanya saja tidak direkomendasikan untuk diam di posisi 'D', karena dapat terjadi benturan dengan mobil depan apabila rem mobil tidak kuat.

"Penggunaan posisi D saat berhenti di lampu merah secara teknis tidak merusak komponen transmisi, namun dari sisi safety kurang aman dimana ada kemungkinan menabrak mobil di depannya bila tidak rem secara kuat," jelas Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), kepada Otosia.

 

2 dari 3 halaman

Posisi Aman

Menurut Bambang, posisi transmisi paling aman saat berhenti adalah 'N' (Netral) ditambah dengan rem tangan. Jika waktu stasioner hanya sebentar, menggunakan 'D; tidak masalah. Kedua posisi ini tidak akan membuat kerusakan saat macet-macetan.

"Posisi gigi D atau N saat berhenti tidak menyebabkan kerusakan," tambahnya.

Walau posisi transmisi bukan menjadi faktor utama kerusakan, pemilik mobil bertransmisi otomatis harus tahu apa saja yang wajib dihindari.

Pertama, penting untuk tidak menderek mobil saat mogok. Sebaiknya mobil diangkat atau digendong, sehingga tidak ada yang menggelinding selama diangkut.

"Hal yang harus dihindari saat menggunakan mobil matic di antaranya adalah tidak boleh melakukan derek mobil saat mogok (disarankan digendong atau diangkat roda penggeraknya)," tutur Bambang.

Selanjutnya jangan lupakan jumlah dan kualitas oli transmisi yang dipakai harus memenuhi syarat supaya kinerjanya lebih optimal. Bila terjadi kebocoran, segera kunjungi bengkel terdekat.

"Tidak boleh abai terhadap jumlah oli transmisi (bila ada kebocoran dari oil seal misalnya, harus segera diperbaiki) dan juga menjaga kualitas oli transmisi yang digunakan," tutupnya.

Sumber: Otosia.com

3 dari 3 halaman

Infografis 3 Vaksin dalam Program Vaksinasi Covid-19 Nasional Kantongi Izin WHO