Liputan6.com, Jakarta - Keberadaan mobil listrik di Eropa memang semakin memikat para konsumen baru. Hal ini dikarenakan satu dari setiap pembelian mobil di sana, konsumen memilih untuk membeli mobil hybrid atau mobil listrik.
Dari kesuksesan penjualan mobil listrik tersebut, Eropa, mencatat mereka berhasil menurunkan kadar CO2 sebesar 12 persen. Tentunya, hasil tersebut menjadi lebih baik jika dibandingkan pada 2019 lalu.
Baca Juga
Mengutip autoblog, dari 11,6 juta mobil baru yang terdaftar di Uni Eropa, Islandia, Norwegia dan Inggris pada tahun 2020, 11 persen di antaranya merupakan mobil listrik atau mobil hybrid.
Advertisement
Maraknya penjualan mobil listrik tersebut, juga dikarenakan pembatasan regulasi yang diberlakukan oleh pemerintah Inggris. Dengan begitu, mereka akan memutar otak untuk bisa menghadirkan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Sebagai stimulus di masa pandemi ini, beberapa negara lain seperti Prancis dan Jerman, mereka juga turut memberikan subsidi kepada mobil listrik agar sistem perekonomian mereka kembali membaik pasca diterpa pandemi covid-19.
Melihat hal tersebut, Transport and Environment Group, menyampaikan bahwa apa target untuk menghadirkan mobil yang lebih hijau menjadi berhasil.
Â
Brussel Akan Stop Jual Mobil Konvensional Pada 2035
Dengan begitu, mereka mendesak Brussel, untuk mengusulkan standar CO2 yang akan melarang penjualan mobil berbasis mesin konvensional baik mesin bensin ataupun diesel dilarang pada 2035.
Melihat usia mobil di Uni Eropa yang biasanya berumur 10 hingga 15 tahun, ditambah para pegiat mengatakan jika mereka masih menjual mobil bermesin konvensional setelah 2035, nantinya akan mengacaukan masterplan target Uni Eropa untuk menuju emisi nol persen pada 2050 mendatang.
Emisi rata-rata untuk mobil baru yang terdaftar di Eropa adalah 107,8 gram CO2 per kilometer pada 2020, turun 14,5 gram dibandingkan dengan 2019.
Advertisement