Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil terkoneksi internet (connected car) akan mencapai 80 juta unit pada periode saat ini hingga 2025. Prediksi itu terungkap dalam hasil studi yang dilakukan periset otomotif di Amerika Serikat (AS).
Laporan itu menyebutkan bahwa mobil penumpang berjaringan internet 5G akan menguasai pangsa pasar hingga 27 persen pada 2025. Menurut riset Counterpoint's Smart Automotive Service, dilansir Economic Times, pasar mobil terkoneksi di AS berhasil mampu melewati badai COVID-19 dengan penurunan moderat sebesar 6,8 persen (year on year) pada 2020.
Setelah periode anjloknya penjualan pada semester pertama 2020, bisnis otomotif di AS pulih pada semester II 2020. Di saat yang sama, industri mobil di AS kian matang dalam mempersiapkan rencana masa depan, salah satunya melalui mobil listrik dan terkoneksi.
Advertisement
"GM (General Motors) meningkatkan anggarannya untuk kendaraan listrik dan swakemudi dari 20 miliar dolar AS menjadi 27 miliar dolar AS dan berencana meluncurkan 30 mobil listrik baru secara global dalam lima tahun ke depan (lebih dari 20 model untuk pasar Amerika Utara)," kata Soumen Mandal, periset dari Counterpoint.
Â
Kolaborasi dengan Operator Telekomunikasi
Pada 2022, GM akan meluncurkan mobil 5G di China dan AS.
"Ford, di sisi lain, berencana menyebarkan teknologi kendaraan terkoneksi (C-V2X) di AS mulai 2022," kata Soumen.
Kolaborasi dengan operator telekomunikasi turut membantu produsen mobil mengembangkan mobil terkoneksi secara lebih cepat.
"AT&T memiliki lebih dari 30 klien otomotif yang menggunakan jaringannya, beberapa yang terkenal adalah BMW, Ford, Chevrolet, Jaguar dan Honda," kata Fahad Siddiqui selaku Research Associate.
"Sedangkan Verizon bermitra dengan Toyota, VW dan Mazda," tambah dia.
Pada tahun 2025, mobil 5G akan menguasai lebih dari seperempat pasar mobil terkoneksi, yang mungkin akan dipimpin oleh merek-merek mobil tradisional antara lain GM, Ford dan BMW.
Advertisement