Sukses

Honda Produksi Sepatu Pintar untuk Tunanetra, Ada Sistem Navigasinya

Ashirase Inc, perusahaan baru yang dibentuk dari program penciptaan bisnis baru Honda Motor Co Ltd, IGNITION, telah mengeluarkan produk pertamanya.

Liputan6.com, Jakarta - Ashirase Inc, perusahaan baru yang dibentuk dari program penciptaan bisnis baru Honda Motor Co Ltd, IGNITION, telah mengeluarkan produk pertamanya. Produk tersebut berupa sepatu pintar untuk navigasi pejalan kaki.

Ashirase saat ini sedang mengembangkan sistem navigasi dalam sepatu untuk membantu tunanetra mencapai tujuan perjalanannya. Sistem yang dinamai Ashirase itu akan mulai dipasarkan akhir tahun fiskal yang berakhir pada 31 Maret 2023, kata Honda dalam pernyataan resminya, dikutip Senin (2/8/2021).

Ashirase adalah sistem navigasi yang terdiri dari aplikasi smartphone dan perangkat getaran tiga dimensi termasuk sensor gerak, yang terpasang di dalam sepatu. Berdasarkan rute yang disetel dengan aplikasi, perangkat bergetar untuk menyediakan navigasi.

Ketika pengguna harus berjalan lurus, vibrator yang berada di bagian depan kaki bergetar, dan ketika pengguna mendekati belokan kanan atau kiri, vibrator di sisi kanan atau kiri bergetar untuk memberi tahu pengguna.

 

2 dari 3 halaman

Lebih Aman dan Santai

Navigasi yang disediakan oleh Ashirase memungkinkan pemahaman intuitif tentang rute, dan oleh karena itu pengguna tidak harus selalu memperhatikan arah, yang memungkinkan pengguna untuk berjalan lebih aman dan dengan kondisi pikiran yang lebih santai.

Navigasi disediakan melalui getaran pada kaki, sehingga tidak mengganggu tangan pengguna yang memegang tongkat, atau telinga yang digunakan untuk mendengarkan suara sekitar. Vibrator terletak sejajar dengan lapisan saraf kaki, sehingga mudah untuk merasakan getaran.

Di Jepang, jumlah orang dengan gangguan penglihatan termasuk low vision diperkirakan mencapai 1,64 juta pada tahun 2007, dan jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi hampir 2 juta pada tahun 2030.

Orang-orang tunanetra terus-menerus memeriksa keselamatan mereka dan rute ke tujuan ketika mereka berjalan sendirian.

Namun, karena mereka diharuskan menggunakan semua indera yang tersisa untuk memperoleh informasi agar mengimbangi penglihatan mereka yang terbatas, agaknya tidak dapat dihindari bahwa mereka tidak akan dapat memberikan perhatian yang menyeluruh dan menghadapi masalah fungsional seperti "tersesat" atau "terjatuh ke dalam situasi yang tidak aman."

3 dari 3 halaman

Infografis Akses dan Fasilitas Umum Ramah Penyandang Disabilitas