Liputan6.com, Jakarta - Hyundai dan Kia mengumumkan secara resmi untuk melakukan penarikan kembali untuk diperbaiki atau recall sekitar 600 ribu unit kendaraannya. Mobil dari pabrikan asal Korea Selatan yang terkena dampak ini, adalah model produksi 2016 sampai 2020.
Mengutip Autoblog, Minggu (15/8/2021), recall ini ditenggarai karena masalah desain pengait bagasi, yang dapat pecah saat tekena suhu tinggi dalam waktu lama. Sehingga, ketika hal tersebut terjadi, maka bagasi tidak akan bisa dioperasikan.
Baca Juga
"Dalam kondisi suhu tinggi, retakan termal dapat berkembang di bagian belakang kait bagasi, yang sebentar-sebentar dapat menyebabkan pelepasan darurat sehingga interior bagasi tidak berfungsi," tulis laporan keselematan dalam penarikan tersebut.
Advertisement
"Akibatnya, kendaraan yang mengalami masalah tersebut tidak memenuhi persyaratan standar keselamtan kendaraan bermotor Federal 401, S.4.3 (a)."
Menurut Associated Press, recall ini mencakup model Kia Forte 2016 hingga 2018, Kia Rio 2018-2019, Hyundai Sonata 2017 dan 2018, Hyundao Sonata hybrid 2016 hingga 2018, Hyundai Accents 2018 hingga 2020, dan Hyundai Azeras 2016 hingga 2017.
Sebagai informasi, meskipun masalah ini terlihat langka, tapi potensi seseorang terperangkap di dalam bagasi yang terkunci karena suhu tinggi di luar sudah lebih dari cukup untuk pabrikan harus menjalankan kampanye penarikan ini.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Andalkan SUV, Keuntungan Hyundai dan Kia Meningkat Signifikan
Hyundai Motors menghasilkan laba atau keuntungan yang meningkat signifikan pada kuartal kedua tahun ini. Catatan tersebut, menjadikan penjualan terbaik dalam waktu enam tahun belakangan, karena meningkatnya permintaan SUV dan mobil mewahnya, Genesis.
Mengutip Autoblog, Hyundai bersama Kia termasuk di antara 10 pembuat mobil dengan penjualan terbaik di dunia. Dalam laporan yang disampaikan, pabrikan Korea Selatan ini menghasilkan laba bersih sebesar US$1,5 miliar pada April sampai Juni 2021.
"Penjualan SUV dan model mewah Genesis mendorong momentum dalam hal volume penjualan, dan penurunan insentif membantu meningkatkan pendapatan dan profitabilitas pada kuartal kedua karena pemulihan berkelanjutan dari pandemi global Covid-19 mendorong permintaan otomotif," tulis Hyundai dalam sebuah pernyataan.
Hasil positif ini, juga didukung oleh manajemen rantai pasokan konservatif Hyundai, yang telah membantunya mengatasi kekurangan chip secara global. Hal tersebut, menjadikan Hyundai jauh lebih baik dari banyak pembuat mobil lainnya.
Tetapi, kekurangan yang berkepanjangan dan masalah pasokan komponen lainnya mulai mengejar Hyundai, khususnya terkait produksi kendaraan listriknya. Pada April 2021, Hyundai menangguhkan produksi di pabrik Ioniq 5 karena masalah pasokan chip dan komponen.
Advertisement