Liputan6.com, Sitinjau Lauik - Beberapa waktu lalu, viral video di dunia maya, terkait Mitsubishi Xpander yang tidak kuat menanjak di Sitinjau Lauik, Sumatera Barat. Kemudian, pengguna internet langsung menghubungkan hal tersebut, dengan sistem penggerak roda depan yang digunakan oleh small MPV pabrikan berlambang tiga berlian tersebut.
Pertanyaannya adalah, apakah mobil penggerak roda depan memang memiliki kelemahan dibanding mobil penggerak roda belakang?
Dijelaskan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, kemampuan mobil penggerak roda depan maupun roda belakang saat berada di tanjakan, dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di antaranya, adalah kondisi kendaraan, kondisi jalan, hingga kemampuan pengemudinya.
Advertisement
"Kalau semuanya tidak ideal, termasuk pengemudi yang gampang panik hingga traksi kurang seperti jalan licin, maka kondisi ini (penggerak) belakang akan menguntungkan," ujar Jusri, dalam sebuah pernyataan, ditulis Kamis (9/9/2021).
Secara keseluruhan, lanjut Juri, jika mobil sudah bergerak, dan ada motion (momentum bergerak sebelum tanjakan) sejatinya tidak ada masalah, baik untuk mobil dengan penggerak roda depan ataupun belakang.
"Tapi kalau semua ideal, tanjakan curam, ban ideal, pengemudinya juga tahu semua, nggak ada masalah dengan penggerak depan. Perbedaan tidak signifikan. Apalagi kalau traffic-nya tidak macet, nggak ada masalah. Yang paling penting adalah metode step-step-nya itu. Kalau step-step-nya bisa tinggal adjusment, tinggal penyesuaian," katanya
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lebih Efisien
Dalam menaklukkan tanjakan baik menggunakan mobil FWD maupun RWD yang paling penting adalah menjaga momentum. Caranya, mengindikasikan segala situasi dari awal. Salah satunya dengan menjaga jarak.
"Dia harus bergulir terus. Kalau dia lihat ada mobil dekat-dekat situ, truk misalnya, pasti akan memperlambat momentum. Jadi harus jaga jarak, supaya tidak sampai berhenti di tengah tanjakan tadi. Kemudian pakai gigi yang pas," tegas Jusri.
Sementara itu, bagi pengemudi yang hendak menaklukan tanjakan, usahakan jangan melakukan perlambatan saat mulai naik. Caranya jaga jarak dari jauh, supaya tidak melakukan perlambatan. Kalau terlalu mepet, pasti akan melakukan perlambatan ketika kendaraan di depan melakukan perlambatan atau berhenti. Jaga jarak supaya terus memelihara momentum.
Pergerakan itu akan menimbulkan momentum. Sehingga momentum ini akan membuat bobot kendaraan jadi lebih enteng karena ada gerakan momentum bukan gerakan dari mesin saja. Artinya beban mesin jadi lebih rendah.
Sebelumnya, pada saat peluncuran Xpander, Tsunehiro Kunimoto selaku Corporate Vice President, Design Division Mitsubishi Motors Corporation (MMC) mengatakan mobil berpenggerak roda depan justru lebih efisien, mengakomodir teknologi terbaru, dan menambah kelegaan pada ruang kabin karena lantai kendaraan menjadi rata.
"Tren di Eropa banyak memakai FWD karena akan lebih mengakomodasi teknologi baru," jelas Tsunehiro Kunimoto dalam sebuah pameran nasional. "Misalnya lantai kabinnya rata karena konsep MPV tentunya harus lega. Beratnya juga lebih ringan," tambahnya lagi.
Xpander juga memiliki teknologi Hill Start Assist yang membantu pengemudi di tanjakan. MMKSI juga pernah mempertontonkan Xpander yang mampu menarik carousel 24 ton serta atraksi tanjakan setinggi enam meter dengan kemiringan 30 derajat pada pameran otomotif nasional 2018.
Â
Advertisement