Sukses

Bos Garansindo Kecewa Berat dengan Hasil Investigasi Kecelakaan

Beberapa waktu silam bos Garansindo, Muhammad Al Abdullah terlibat kecelakaan. Jeep Grand Cherokee Summit MY 2014 yang dikemudikan rusak berat, sayangnya sejumlah fitur keselamatan tidak bekerja.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu silam bos Garansindo, Muhammad Al Abdullah terlibat kecelakaan. Jeep Grand Cherokee Summit MY 2014 yang dikemudikan rusak berat, sayangnya sejumlah fitur keselamatan tidak bekerja.

Kini, investigasi teknis telah terlaksana atas komplain yang sebelumnya diajukan ke Stellantis (perusahaan induk merek Jeep) melalui APM Jeep saat ini, PT DAS Indonesia Motor. Principal pun sudah keluarkan pernyataan.

Dalam keterangan resmi disebut investigasi terhadap SUV itu menunjukkan tidak terdapat tanggung jawab dari pabrikan. Bahwa tidak beroperasinya peranti keselamatan adalah akibat dari sifat kecelakaan yang tidak memenuhi parameter bekerjanya sistem.

“Tidak ada tanggung jawab manufaktur yang ditemukan dalam insiden ini. Seat belt menjadi sistem penahan keamanan utama dalam kendaraan pada saat kejadian. Area tabrakan/tumbukan utama berada di bagian atas dari area fokus sensor Supplemental Restraint System bekerja, dengan energi benturan yang dihamburkan oleh berbagai struktur lembaran logam. Oleh karena itu, laju perlambatan yang diperlukan untuk mengaktifkan air bag system tidak terpenuhi.” Jelas COO Jeep Indonesia, Dhani Yahya, mengutip penjelasan resmi Stellantis.

Sebelumnya Memet, sapaan Muhammad Al Abdullah, alami kecelakaan di Tol Kanci arah Jawa Tengah. Tepatnya 15 Juli 2021, mengakibatkan mobil ringsek tak lagi berdaya atas dampak keparahan tumbukan. Dijelaskan pada unggahan Facebook bahwa fitur keselamatan Jeep Grand Cherokee Summit dinilai tidak beroperasi sebagaimana mestinya. Peranti preventif Active Brake Collision System (ABCS) gagal mencegah tabrakan di lajur cepat. Kecelakaan justru terjadi dengan truk kontainer di jalur sebelahnya. Naas, airbag juga tidak mengembang memberikan perlindungan.

Bukti kecelakaan sendiri ia tunjukkan lewat serangkaian foto di Facebook. Palang kemudi utuh dan memang tidak ada pertanda sisa kantong udara mengembang. Namun, SUV itu terlihat mengenaskan dengan deformasi hingga pilar A sebelah kiri. Dasbor terbawa mundur serta kaca remuk berkeping. Beruntung, nyawa tidak sampai direnggut.

Dalam keterangan turut dijelaskan berbagai kondisi soal fungsionalitas airbag berdasarkan buku panduan bawaan mobil. Beberapa poin dapat digarisbawahi misal, “Advanced Front Air Bags dan Supplemental Driver Side Knee Air Bag tidak akan mengembang di seluruh tabrakan frontal, termasuk beberapa yang dapat memberikan dampak kerusakan parah – sebagai contoh, beberapa tabrakan tiang, masuk ke kolong truk, dan tabrakan sudut offset (sebagian sisi depan).Di lain sisi, tergantung jenis dan lokasi tumbukan, Advanced Front Air Bags dan Supplemental Driver Side Knee Air Bag mungkin mengembang dengan sedikit dampak kerusakan depan namun kondisinya menghasilkan deselerasi awal yang hebat.”

Juga di samping itu ada poin kondisi lain. “Dikarenakan sensor airbag mengukur deselerasi dari waktu ke waktu, kecepatan dan tingkat kerusakan kendaraan sendiri bukan indikator baik apakah airbag harus mengembang atau tidak.” 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Penjelasan Lengkap

Sebagai informasi, berikut penjelasan lengkapnya:

Air Bag Deployment Sensors And ControlsOccupant Restraint Controller (ORC)

- The ORC is part of a Federally regulated safety system required for this vehicle.

- The ORC determines if deployment of the front and/or side air bags in a frontal or side collision is required. Based on the impact sensor’s signals, a central electronic ORC deploys the Advanced Front Air Bags, Supplemental Driver Side Knee Air Bag, SABIC air bags, SAB air bags, and front seat belt pretensioners, as required, depending on several factors, including the severity and type of impact.

- Advanced Front Air Bags and Supplemental Driver Side Knee Air Bag are designed to provide additional protection by supplementing the seat belts in certain frontal collisions depending on several factors, including the severity and type of collision. Advanced Front Air Bags and Supplemental Driver Side Knee Air Bag are not expected to reduce the risk of injury in rear, side, or rollover collisions.

- The Advanced Front Air Bags and Supplemental Driver Side Knee Air Bag will not deploy in all frontal collisions, including some that may produce substantial vehicle damage — for example, some pole collisions, truck underrides, and angle offset collisions. On the other

- hand, depending on the type and location of impact, Advanced Front Air Bags and Supplemental Driver Side Knee Air Bag may deploy in crashes with little vehicle front-end damage but that produce a severe initial deceleration.

- The side air bags will not deploy in all side collisions. Side air bag deployment will depend on the severity and type of collision.

- Because air bag sensors measure vehicle deceleration over time, vehicle speed and damage by themselves are not good indicators of whether or not an air bag should have deployed.

- Seat belts are necessary for your protection in all collisions, and also are needed to help keep you in position, away from an inflating air bag.

- The ORC monitors the readiness of the electronic parts of the air bag system whenever the ignition switch is in the START or ON/RUN position. If the key is in the OFF position, in the ACC position, or not in the ignition, the air bag system is not on and the air bags will not inflate.

- The ORC contains a backup power supply system that may deploy the air bags even if the battery loses power or it becomes disconnected prior to deployment. Also, the ORC turns on the Air Bag Warning Light in the instrument panel for approximately four to eight seconds for a self-check when the ignition is first turned on. After the self-check, the Air Bag Warning Light will turn off. If the ORC detects a malfunction in any part of the system, it turns on the Air Bag Warning Light, either momentarily or continuously. A single chime will sound if the light comes on again after initial startup.

Atas kejadian ini DAS Motor Indonesia sudah menanggapi dan berkomitmen untuk bantu mengawasi proses pengaduan.

 

3 dari 4 halaman

Tidak Puas dengan Proses Investigasi

Kendati telah keluar pernyataan resmi, Memet mengaku kecewa dengan respon dan proses investigasi ini. “Apa yang dijabarkan dalam penjelasannya sangat tidak logis apabila melihat kondisi mobil,” jelasnya dalam pesan singkat. Juga melalui unggahan Facebook kekecewaan itu diungkapkan. Ia menyayangkan kesimpulan dibuat tanpa datang langsung ke TKP, bertanya ke pihak kepolisian, atau pihak yang menangani laka lantas.

Turut ditegaskan pula kronologi kejadian. Bukan masuk ke kolong truk melainkan menabrak kontainer sehingga dinilai airbags sewajarnya mengembang. Pun di samping itu, eksistensi fungsi Active Brake System jadi pertanyaan.

Dalam proses pendalaman, menurutnya kesimpulan diambil sepihak. Sebatas ditanyakan pertanyaan ‘standar’ tanpa diketahui terjun langsung ke lapangan atau tidak. “Pertanyaan ke saya cuma kecepatan berapa, mobil itu habis ada masalah atau tidak sebelumnya, kronologisnya. Itu saja sih, mobil saya compliant semua dan pertanyaan saya jawab.” pungkas Memet. “Tidak bisa seperti itu dong, ceritanya itu lapangan. Kemudian, kapan dan siapa itu dilakukan mesti dikasih tau ke konsumen. Siapa saja dilibatkan? Tidak bisa satu pihak,” tambahnya. Namun, soal hal ini ia belum mau berkomentar lebih banyak.

Lebih lanjut lagi mengenai langkah berikutnya, ia akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan kuasa hukum. Terlepas dari insiden ini, harus dicatat bahwa hal terkait keselamatan wajib dijadikan sebagai pertimbangan serius. Semua punya peranan besar, baik itu dari sisi pabrikan, pihak distributor, pembuat regulasi, hingga ke pengguna.

Sumber: Oto.com

 

4 dari 4 halaman

Infografis Lawan Covid-19, Ayo Selalu Pakai Masker dan Vaksinasi