Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat kembali membuka penyelidikan baru terhadap 30 juta kendaraan yang dibuat oleh hampir 12 pabrikan mobil. Hal tersebut, berkaitan dengan kemungkinan rusaknya inflator airbag Takata.
Berdasarkan dokumen yang dilihat oleh Reuters, pada Jumat (17/9/2021), NHTSA membuka analisis teknik terhadap sekitar 30 juta unit kendaraan di Negeri Paman Sam, dari model 2001 hingga 2019. Pembuat mobil sendiri sudah diberitahu terkait hal ini, meskipun belum dipublikasikan secara resmi.
Penyelidikan baru ini termasuk kendaraan yang dirakit oleh Honda Motor Co, Ford Motor Co, Toyota Motor Corp, General Motors Co, Nissan Motor, Subaru, Tesla, Ferrari NV, Nissan Motor, Mazda, Daimler AG, BMW Chrysler (sekarang bagian dari Stellantis NV), Porsche, Jaguar Land Rover (milik Tata Motors) dan lain-lain.
Advertisement
Pembuat mobil pada pekan lalu menolak berkomentar sebelum pengumuman publik yang diharapkan NHTSA pada hari Senin (20/9/2021).
Disebutkan, 30 juta kendaraan termasuk kedua kendaraan yang memiliki inflator terpasang saat diproduksi serta beberapa inflator yang digunakan dalam program recall sebelumnya, kata NHTSA dalam dokumen tersebut.
Selama satu dekade terakhir, lebih dari 67 juta inflator kantong udara Takata telah ditarik kembali di Amerika Serikat dan lebih dari 100 juta di seluruh dunia.
Hal ini, termasuk dalam kampanye recall keselamatan mobil terbesar dalam sejarah.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jenis airbag
Setidaknya ada 28 kematian di seluruh dunia, termasuk 19 di Amerika Serikat terkait dengan inflator Takata yang rusak dan lebih dari 400 orang cedera.
Sebanyak 30 juta juta unit kendaraan yang merupakan bagian dari penyelidikan baru memiliki inflator dengan "pengering" atau zat pengering.
Menurut dokumen itu, NHTSA mengatakan tidak ada laporan pecahnya kendaraan di jalan dengan inflator kantong udara tersebut.
"Meskipun tidak ada risiko keselamatan saat ini yang telah diidentifikasi, pekerjaan lebih lanjut diperlukan untuk mengevaluasi risiko masa depan dari inflator kering yang tidak ditarik kembali," kata NHTSA dalam pembukaan analisis tekniknya yang dilihat oleh Reuters.
"Studi lebih lanjut diperlukan untuk menilai keamanan jangka panjang dari inflator kering," tegasnya.
Advertisement