Sukses

Produksi Mulai Maret 2022, Segini Target Mobil Listrik Hyundai di Indonesia

Pada Maret 2022, Hyundai bakal memulai proses produksi kendaraan listrik di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, kendaraan listrik yang diproduksi ditargetkan mencapai 1.000 unit per tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Hyundai akan memulai sejarah baru di dunia otomotif Indonesia. Pada Maret 2022, pabrikan asal Korea Selatan itu bakal memulai proses produksi kendaraan listrik. Tak tanggung-tanggung, kendaraan listrik yang diproduksi ditargetkan mencapai 1.000 unit per tahun.

Hal ini disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam pembukaan pameran 'The Future Electric Vehicle Ecosystem for Indonesia' di JIExpo, Jakarta, belum lama ini.

PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia menjadi perusahaan industri otomotif pertama di Indonesia yang melakukan proses produksi kendaraan listrik.

"Produksi kendaraan listrik ini tentunya menjadi showcase kapabilitas industri otomotif Indonesia yang juga bergerak ke arah industri yang ramah lingkungan, sekaligus memberi pesan kepada dunia internasional bahwa Indonesia siap menjadi hub ekspor utama bagi kendaraan listrik di ASEAN dan wilayah sekitarnya," kata Agus Gumiwang.

Ia menambahkan, agar perusahaan menerapkan teknologi Industri 4.0 di seluruh lini produksi, serta melibatkan Industri Kecil dan Menengah (IKM) sebagai bagian dari global supply chain perusahaan.

Selain itu, Kemenperin mengundang HMMI untuk mendirikan akademi atau politeknik yang lulusannya secara otomatis bisa menjadi pekerja dengan kemampuan yang sesuai dengan kebutuhan industri maupun di lini purnajual untuk melayani kebutuhan konsumen.

Menurutnya Hyundai Motor Group sebagai produsen EV global telah mendukung pemerintah Indonesia menjadikan Indonesia sebagai basis produksi KBLBB melalui investasi, pembangunan fasilitas produksi dan research, development, and design (RD&D), serta pengembangan SDM industri.

Terkait dengan hal itu, Kemenperin tengah menyusun skema importasi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) dalam Keadaan Terurai Lengkap dan Keadaan Terurai Tidak Lengkap sebagai bagian tahap pengembangan industrialisasi KBLBB di Indonesia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Skema pada Peta Jalan

Peyusunan skema ini menjadi bagian dari penerapan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 27 Tahun 2020 tentang Spesifikasi, Peta Jalan Pengembangan, dan Ketentuan Penghitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Dalam Negeri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle), serta Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 28 Tahun 2020 tentang Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai dalam Keadaan Terurai Lengkap dan Keadaan Terurai Tidak Lengkap.

Berdasarkan Peta Jalan Pengembangan KBLBB, pengembangan industri diawali melalui skema Completely Knock Down (CKD) sampai dengan tahun 2024, dilanjutkan dengan Incompletely Knock Down (IKD), dan Importasi secara part by part.

"Skema ini ditujukan agar diperoleh nilai tambah berupa peningkatan nilai TKDN melalui pendalaman manufaktur secara bertahap hingga 2030," ujar Agus Gumiwang.

Dalam peta jalan tersebut juga terdapat panduan penguasaan komponen utama kendaraan bermotor, yaitu baterai, motor listrik dan konverter.

"Dalam kerangka itu, kami juga memacu pengembangan industri baterai dari mulai proses perakitannya sampai dengan daur ulang baterai, sehingga Indonesia bisa punya industri baterai terintegrasi dan siap untuk mendukung ekosistem industri mobil berbasis listrik," pungkasnya.

 

Sumber: Otosia.com

3 dari 3 halaman

Infografis 8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19