Liputan6.com, Jakarta - Sebagai langkah percepatan menghadapi era elektrifikasi pada sektor otomotif, Perusahaan Listrik Negara (PLN), memberikan masukan kepada pemerintah.
Dalam hal ini, PLN, mengungkapkan bahwa dalam percepatan keberadaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), mereka ingin melakukan standarisasi perihal penggunaan alat pengisi daya yang digunakan.
Baca Juga
Menurut Direktur Niaga dan Manajemen Pelanggan PLN, Bob Saril, langkah tersebut menjadi salah satu hal yang penting untuk menjadi acuan bagi produsen dalam negeri.
Advertisement
"Seperti colokan listrik, tiap negara memiliki bentuk yang berbeda, tetapi waktu masuk Indonesia bentuknya hanya satu saja," jelas Bob Saril, beberapa waktu lalu.
Selain harus memiliki standarisasi dalam hal colokan pengisian daya baterai mobil listrik, Bob, juga menambahkan bahwa untuk menunjang percepatan, pihaknya menjelaskan bahwa harus ada aggregator yang disiapkan oleh pemerintah.
Saat ini, PLN, sudah memiliki aggregator beruoa Charge.IN yang sudah terintegrasi dengan superapps PLN Mobile untuk memberikan kemudahan kepada pengguna kendaraan listrik.
"Aggregator juga dapat difungsikan sebagai salah satu alat untuk mempertanggungjawabkan insentif yang diberikan oleh pemerintah. Untuk itu, aggregator harus kita buat terstandarisasi yang mengerucut menjadj satu, dan dipegang oleh negara. Karena ini kepentingan negara," tambah Bob, dalam penjelasannya.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pesan Moeldoko untuk Era Elektrifikasi
Di samping itu, Kepala Staf Presiden, Moeldoko, juga turut menyampaikan bahwa transisi menuju elektrifikasi adalah sebuah keharusan yang tidak boleh ditunda-tunda lagi.
"Transisi energi dari fosil ke energi terbarukan keharusan dan tidak bisa ditunda. Oleh sebab itu, harus ada perencanaan terukur dan alur waktu yang jelas. Stasiun Pengisan Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) harus berani maju, produsen juga maju, jangan saling tunggu ya enggak akan jadi," tandas Moeldoko.
Advertisement