Liputan6.com, Jakarta - Kelahiran hatchback paling fenomenal milik Toyota, GR Yaris, mampu membius banyak pecinta otomotif di seluruh belahan dunia.
Menurut beberapa informasi, sosok Akio Toyoda, menjadi peran penting di balik kehadiran Toyota GR Yaris ini. Pasalnya, Presiden Toyota Motor Corporation ini dikabarkan sangat ngebet ingin menghadirkan hatchback dengan performa tinggi serta desain yang radikal.
Baca Juga
Dalam sebuah kesempatan pada acara di Tokyo, Jepang, pria ini mengambil alih ruang kemudi untuk melakoni aksi drift di hadapan banyak orang dan memperlihatkan kemahirannya dalam meliuk-liukkan mobil hatchback tersebut.
Advertisement
Sebelumnya, dalam kesempatan tersebut pula, Jari-Matti Latvala, yang kini bertindak sebagai Kepala Tim Toyota Gazoo Racing World Rally Team, melakukan manuver dengan mobil GR Yaris yang nantinya akan digunakan pada ajang balap reli dunia pada tahun depan.
Selain melakukan manuver yang cukup hebat dengan GR Yaris, orang nomor satu di Toyota ini juga turut melambaikan tangan sambil melakukan drifting.
Apa yang dilakukan oleh dirinya bukan hal baru. Pasalnya, Akio Toyoda juga sempat beberapa kali mencicipi ketatnya persaingan balap kelas dunia. Dilansir Carscoops, ia juga memiliki pengalaman dalam mengemudikan mobil balap pada gelaran 24 Hours of Nurburgring.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sempat Dikecam Karena Strategi Terkait Mobil Listrik
Pria berkacamata ini resmi menjabat sebagai Presiden Toyota pada pertengahan 2009 lalu dan membawa beberapa perubahan pada pencapaian Toyota di dunia otomotif
Meski secara progres dalam melahirkan produk seperti GR Yaris mendapat apresiasi yang luar biasa, namun, dirinya sempat dikecam oleh kalangan internal Toyota.
Hal tersebut dikarenakan dirinya enggan membawa Toyota untuk memasuki segmen elektrifikasi secara penuh. Sebagai gantinya, Akio Toyoda, memiliki prinsip di mana kendaraan bertenaga hidrogen akan menjadi sesuatu di masa depan ketimbang harus bertransisi ke elektrifikasi.
Advertisement