Liputan6.com, Jakarta - Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (PERIKLINDO) terus menyerukan kesiapan terhadap ekosistem mobil listrik di Indonesia.
Tidak cuma perihal stasiun isi daya, teknologi baik mobil maupun infrastrukturnya, bagi PERIKLINDO sendiri kesiapan menghadapi mobil listrik harus realistis.
Baca Juga
Salah satunya dipaparkan oleh Puryanto General Manager PT Mobil Anak Bangsa, perwakilan dari PERIKLINDO dalam acara Sosialisasi & Workshop Konversi EV DKI Jakarta belum lama berselang.
Advertisement
Isu yang mengemuka mengenai mobil listrik adalah problem mengadapi genangan banjir. Sebab, kejadian semacam ini umum di kota-kota Indonesia, termasuk wilayah padat Jakarta dan sekitarnya.
"Mobil listrik tidak didesain untuk berenang di air. Motor juga sama. Maksimum 30 menit," ujar Puryanto.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
30 Menit
Dalam paparan baik mengenai jenis baterai, tegangan, dan lain sebagainya terkait informasi yang penting diketahui mengenai mobil listrik, ia mengatakan bahwa waktu 30 menit adalah waktu batasan.
Artinya, dalam rentang waktu tersebut, sebenarnya mobil listrik masih aman-aman saja dari kejadian yang tidak diinginkan.
"Jadi kalau nyeberang di genangan air 30 menit enggak apa-apa. Tapi kalau lebih dari 30 menit, mobil apa pun juga pasti rusak," tekannya.
Ia menggambarkan waktu itu sebagai komparasi umum akan rusaknya kendaraan saat menghadapi genangan air.
Sebab, mesin mobil konvensional berbasis motor bakar pun tidak akan bisa berlama-lama beroperasional di air.
"Mobil bensin, diesel, air masuk di intake setengah sendok saja water hammer. Itu juga hancur," kata dia.
Sumber: Otosia.com
Advertisement