Sukses

Teknologi Belum Canggih, Gaikindo Sebut Indonesia Tak Terpengaruh Krisis Chip Semikonduktor

Krisis chip semikonduktor memang masih dialami oleh berbagai pabrikan otomotif global

Liputan6.com, Jakarta - Krisis chip semikonduktor memang masih dialami oleh berbagai pabrikan otomotif global. Bahkan, kelangkaan komponen tersebut akan berlangsung setidaknya hingga semester pertama 2022, dan akan berangsur membaik pada semester kedua 2022.

Namun, disebutkan oleh Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi, industri otomotif Tanah Air tidak terlalu terpengaruh dengan krisis chip semikonduktor ini.

"Teknologi mobil kita belum advance, masih standar combustion engine. Kalau mobil kita mainnya sudah listrik, plug-in hybrid kebutuhan semikonduktor mungkin banyak," jelas Nangoi dalam konferensi pers Jakarta Auto Week 2022, Rabu (9/3/2022).

Meskipun begitu, Nangoi tetap menjelaskan, jika kebutuhan chip semikonduktor oleh pabrikan mobil di Indonesia tetap ada. Komponen seperti power window atau head unit, tetap membutuhkan chip semikonduktor, walaupun memang tidak banyak alias masih sedikit.

"Oleh karena ini, kami dibantu pemerintah telah bernegosiasi kepada prinsipal. Tolong, daripada chip semikonduktor dikumpulkan sekian banyak hanya untuk bikin satu mobil, lebih baik kirim ke Indonesia untuk bikin puluhan mobil," tambah Nangoi.

Saat ditanya lebih lanjut terkait ketersedian unit atau mobil dengan kelangkaan chip semikonduktor tersebut, pria ramah ini masih menegaskan jika stok model di Tanah Air masih memadai.

"Stok ada, kemampuan produksi juga ada. Kalau kita lihat, kemarin ekspor juga masih banyak. Indonesia masih diuntungkan, karena mobil yang dijual belum sepenuhnya elektrik," pungkasnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Mobilio dan CR-V Jadi Tumbal Honda Atasi Kelangkaan Chip Semikonduktor

PT Honda Prospect Motor (HPM) harus memutar otak, untuk mengatasi kelangkaan chip semikonduktor yang masih terjadi hingga saat ini. Bahkan, pabrikan berlambang huruf H ini, harus merelakan pemangkasan produksi beberapa modelnya, untuk lebih memprioritaskan model lain yang memiliki permintaan tinggi di pasar.

Yulian Karfili, Public Relations and Digital Manager HPM menjelaskan, salah satu model yang menjadi prioritas Honda, adalah Brio. Pasalnya, citycar dan juga LCGC pabrikan Jepang ini memiliki demand yang tinggi.

"Brio permintaannya selalu tinggi dari konsumen. Saat ini, setiap komponen datang, kami akan prioritaskan dulu untuk Brio. Bahkan, pabrik kami di Karawang, sudah dioptimalkan untuk memproduksi Brio," jelas pria yang akrab disapa Arfi ini, dalam diskusi virtual yang diadakan Forum Wartawan Otomotif (Forwot).

Lanjutnya, sebelum masalah krisis chip semikonduktor ini terjadi, Brio diproduksi khusus di satu line pabrik. Dan saat ini, sudah 2 line produksi yang dipakai untuk model mobil perkotaan pabrikan berlambang huruf H ini.

"Tapi, tentu bergantian dengan model yang lain, untuk stok level yang masih bisa di-manage seperti Mobilio dan CR-V kadang-kadang kita prioritaskan untuk model yang indennya sangat tinggi," tegasnya.

Maka dari itu, lanjut Arfi, dilihat dari sisi wholesales, Mobilio itu bisa sangat turun sekali pengirimannya karena memang produksi dari Honda sendiri diprioritaskan untuk model dengan permintaan yang tinggi.

3 dari 3 halaman

Infografis MotoGP Indonesia Mandalika 2022