Sukses

Model LCGC Mendominasi Penjualan Daihatsu

Penjualan mobil Daihatsu di Indonesia selama Februari 2022 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama di 2021.

Liputan6.com, Jakarta - Penjualan mobil Daihatsu di Indonesia selama Februari 2022 mengalami peningkatan dibanding periode yang sama di 2021. Tercatat, penjualan ritel Daihatsu pada Februari 2022 mencapai 70 ribu unit, sementara pada Februari 2021 hanya 46 ribuan unit.

Peningkatan penjualan hingga 49 persen itu membawa Daihatsu menghuni posisi dua penjualan mobil secara nasional.

"Daihatsu bersyukur dapat tetap mempertahankan posisi nomor dua (2) penjualan otomotif nasional hingga Februari 2022 ini. Semoga pasar otomotif tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya," terang Hendrayadi Lastiyoso, Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) dalam keterangan resminya.

Secara komposisi, penjualan mobil Daihatsu didominasi oleh produk LCGC dengan total 5 ribuan unit. Tercatat, penjualan Sigra mencapai 3 ribuan unit, sementara Ayla mencapai 1.500an unit.

Model di segmen menyusul dengan torehan 4 ribuan unit dengan rincian GranMax Pick Up 3.100 ribu unit, dan GranMax Minibus termasuk Blind Van sekitar 1.200 ribu unit.

Sementara segmen non-LCGC menyumbang 28 persen dengan total 3.800 ribu unit yang terdiri dari Rocky, Xenia, Terios masing-masing berkontribusi sekitar 1.000 unit, ditambah Sirion dan Luxio sekitar 200-an unit.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Ini Penyebab Recall Daihatsu Rocky

PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengumumkan recall atau penarikan kembali untuk perbaikan terhadap Daihatsu Rocky terkait permasalahan pada fender apron. Program recall ini melibatkan 9.378 unit yang terdiri dari model 1.0 turbo dan 1.2 liter, periode produksi 28 April hingga 7 Oktober 2021.

Bambang Supriyadi, Executive Coordinator Technical Service Division PT ADM menyampaikan, recall ini terjadi karena ada potensi terlepasnya dudukan shockabsorber (fender apron) depan akibat kurang tepatnya posisi titik pengelasan.

"Penyebabnya akibat kurang tepatnya titik pengelasannya saja. Jadi bagian ini sebenarnya sudah dilas penyambungan antara pelat bawah dan atas, namun posisi pengelasannya itu tidak tepat sehingga mengurangi kekuatan sambungan las weldingnya," terangnya secara virtual, Jumat (11/3/2022).

Untuk menanggulangi masalah ini, Daihatsu akan menambah jumlah titik pengelasan dari 14 titik menjadi 25 titik pengelasan.

"Kami sebagai pabrikan bertanggung jawab terhadap kualitas walaupun yang komplain di Daihatsu tidak banyak tapi komitmen kami terhadap kualitas tetap kami lakukan dan kami melakukan analisa untuk menjamin supaya posisi apron ini lebih kuat maka titik pengelasannya ditambah 11 titik, jadi totalnya menjadi 25 titik," jelas Amelia Tjandra, Marketing Director dan Corporate Planning and Communication Director PT ADM.

"Kami sudah melakukan simulasi, dengan 25 titik pengelasan itu dipastikan masalah akan selesai dan tidak akan terjadi potensi-potensi yang berbahaya," tambah Amelia.

3 dari 3 halaman

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19