Liputan6.com, Jakarta - Industri otomotif Tanah Air akan menjadi bagian penting dalam rantai pasok dunia (global supply chain), termasuk upaya memproduksi mobil listrik. Terlebih, Indonesia memiliki sumber daya mineral (SDM) yang sangat besar untuk mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, pihaknya optimistis Indonesia bisa menjadi produsen kendaraan dengan emisi karbon rendah dan ramah lingkungan yang berdaya saing global.
Baca Juga
"Untuk itu, perlu langkah akselerasi membangun ekosistemnya yang kuat dan terintegrasi," jelas Agus.
Advertisement
Lanjut Menperin, pemerintah semakin serius mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik dari hulu sampai hilir.
Salah satu caranya adalah melalui peningkatan investasi untuk memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri.
"Sudah banyak investor yang mengajukan proposal ingin berkontribusi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Misalnya ada industri yang ingin memproduksi baterainya, termasuk dari sektor otomotif," ungkapnya.
Selain itu, pemerintah juga fokus untuk menjalakan kebijakan hilirisasi. Hal ini guna meningkatkan nilai tambah sumber daya mineral di Indonesia yang bertujuan pada kesejahteraan masyarakat.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hilirasi Industri
Selama ini hilirisasi sektor industri telah memberikan dampak yang luas bagi perekonomian nasional, antara lain tambahnya penerimaan devisa dan penyerapan tenaga kerja.
"Seperti yang disampaikan oleh Bapak Presiden, kita punya nikel dan kobalt yang merupakan material penting untuk baterai litium. Selain itu, bauksit yang bisa diolah menjadi aluminium dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kerangka mobil listrik, serta tembaga yang dibutuhkan untuk baterai dan sistem kabel-kabel di mobil listrik. Potensi-potensi ini yang perlu kita optimalkan ke depannya," papar Agus.
Pada 2022 akan menjadi momen penting untuk pengembangan baterai litium untuk kendaraan listrik. Sebab, beberapa investor di Indonesia akan memulai konstruksi pembangunan pabriknya dalam upaya mengolah nikel dan kobalt menjadi bahan baku baterai litium.
"Pemerintah menargetkan pada tahun 2024 nanti mobil-mobil listrik yang diproduksi di Indonesia sudah menggunakan baterai listrik dan juga komponen-komponen penting lainnya yang diproduksi di negara kita," tukas Agus.
Advertisement