Sukses

Jegal Tesla, GM dan Honda Kolaborasi Bikin Mobil Listrik Harga Terjangkau

General Motors (GM) dan Honda sepakat berkolaborasi untuk mengembangan mobil listrik harga terjangkau baru

Liputan6.com, Jakarta - General Motors (GM) dan Honda sepakat berkolaborasi untuk mengembangan mobil listrik harga terjangkau baru. Hal tersebut ditempuh guna meredam laju Tesla yang saat ini melesat kencang di pasar kendaraan ramah lingkungan secara global.

Disitat Reuters, Kamis (7/4/2022), mobil listrik baru dengan harga terjangkau ini akan dibangun berdasarkan platform baru, dan menggunakan baterai lithium ion generasi anyar.

Mobil listrik dengan harga terjangkau ini rencananya akan hadir dalam berbagai model, termasuk crossover kompak, sedan, dan hatchback dengan produksi sebanyak jutaan unit pada 2027.

"GM dan Honda akan berbagi teknologi, desain dan strategi manufaktur terbaik kamu untuk menghadirkan EV yang terjangkau dan diinginkan dalam skala global, termasuk pasar utama kami Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Cina," ujar CEO GM, Mary Barra.

Selain itu, kerja sama dua pabrikan otomotif besar beda negara ini juga menjadi bagian dari upaya GM untuk mewujudkan komitmen mencapai netralitas karbon dan operasi global pada 2040 dan menghilangkan emisi dari kendaraan ringan di Amerika Serikat pada 2035.

Sementara itu, General Motors dan Honda juga membahas peluang kolaborasi untuk pengembangan teknologi baterai kendaraan listrik di masa depan.

Usaha itu, untuk lebih menurunkan biaya elektrifikasi, meningkatkan performa, dan mendorong keberlanjutan kendaraan listrik di masa depan.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Mobil Hybrid Semakin Laku Selama 2021, Pabrikan Jepang Mendominasi

Penjualan kendaraan hybrid mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada 2021, melebihi catatan mobil listrik murni di Amerika Serikat. Di saat berbagai pabrikan berlomba-lomba mengembangkan roda empat nol emisi, namun masih banyak konsumen yang enggan membelinya, karena berbagai alasan seperti harga yang masih sangat tinggi, keterbatasan jarak, hingga masih kurangnya stasiun pengisian.

Dilansir Reuters, Senin (10/1/2022), penjualan kendaraan hibrida di Negara Adidaya tersebut meningkat 76 persen, menjadi 801.550 unitn selama 2021. Bahkan, segmen ini menyumbang lima persen dari seluruh pasar kendaraan ringan di Negeri paman Sam, menurut data dari perusahaan analitik Wards Intelligence.

Sedangkan penjualan mobil listrik murni juga melonjak 83 persen menjadi 434.879 unit, tetapi hanya memiliki pangsa pasar yang lebih kecil, sebesar tiga persen.

Toyota mencatatkan rekor penjualan mobil hybrid, plug-in hybrid, dan hidrogen sebesar 73 persen menjadi 583.697 unit. Sedangkan General Motors (GM) hanya menjual 25 ribu unit mobil hybrid, karena masalah recall Bolt EV karena risiko kebakaran baterai.

"Hibrida menawarkan perpaduan yang sangat menarik dari kinerja ekonomi bahan bakar tanpa beberapa kelemahan besar yang dihadirkan kendaraan listrik," kata Brett Smith, Direktur Teknologi Center for Automotive Research.