Liputan6.com, Jakarta - Pemilik mobil listrik VinFast bisa melakukan pengisian baterai di jaringan Volkswagen di Amerika Serikat (AS). Hal tersebut, setelah VinGroup sebagai induk pabrikan mobil asal Vietnam tersebut kerja sama dengan Electrify America di New York International Auto Show.
Mengutip Asia Nikkei, untuk menggunakan stasiun pengisian baterai milik Volkswagen ini, pemilik Vinfast diwajibkan untuk mengunduh aplikasi Electrify America.
Baca Juga
Selain itu, VinFast sendiri juga memberikan pilihan sewa baterai dengan biaya US$ 35 atau setara dengan Rp 500 ribu hingga US$160 atau setara dengan Rp2,2 juta selama sebulan.
Advertisement
"Dengan memisahkan harga baterai dari harga kepemilikan mobil, Vinfast mengambil semua risiko yang terkait dengan baterai kendaraan dan memastikan harga yang masuk akal untuk produknya," tulis VinFast dalam sebuah pernyataan.
Sementara itu, kerja sama dengan stasiun pengisian listrik merupakan langkah lanjutan dari VinFast setelah menandatangani kesepakatan awal untuk menginvestasikan US$2 miliar atau setara dengan Rp 28,6 triliun demi membangun pabrik di North Carolina, Amerika Serikat. Bahkan, Investasi tersebut bahkan mendapat pujian dari Presiden AS Joe Biden.
"Tujuan (kami) adalah untuk mengurangi kekhawatiran dan meningkatkan daya jangkauan mobil, serta membantu dunia beralih ke transportasi yang lebih bersih dan berkelanjutan,” kata Craig Westbrook, Chief Service Officer VinFast di AS.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penjualan Mobil Bensin Lesu, Produsen asal Vietnam VinGroup Rugi Besar
Perusahaan konglomerat asal Vietnam VinGroup mengalami kerugian sebelum pajak sekitar 23,9 triliun dong atau US$ 1,05 miliar, setara dengan Rp 14 Triliun di sektor manufaktur 2021. Hal ini, dipengaruhi dengan lesunya penjualan kendaraan bertenaga bensin di dalam negeri, dan meningkatnya investasi kendaraan listrik.
Dilansir Asia Nikkei, penjualan mobil bensin VinGroup memang mengalami peningkatan 21 persen. Tapi, untuk pabrik perakitan grup yang dibangun pada 2019 ini, beroperasi jauh di bawah kapasitas maksimal, yaitu sebanyak 250 ribu unit per tahun.
Melihat kondisi tersebut, perusahaan secara drastis merampingkan kinerja pabrik, terutama dalam memproduksi mobil. Pada Mei 2021, VinGroup juga mengatakan akan mulai berhenti membuat smartphone dan televisi.
Kerugian di sektor manufaktur ini bahkan meningkat 70 persen dibanding 2020. Sedangkan penghentian produksi kendaraan bensin, akan dilakukan pada 2022 dan memusatkan sumber daya ke bisnis kendaraan listrik di bawah VinFast.
VinGroup telah menerima pemesanan mobil listrik VinFast, termasuk di pasar Eropa sekitar 35 ribu pada awal Januari 2022. Jenama nasional Vietnam ini, juga akan terus terlibat dalam investasi awal kendaraan listrik, termasuk membangun pabrik baterai lithium-ion dan mengembangkan jaringan penjualan di Amerika Serikat.
Advertisement