Liputan6.com, Jakarta - Sebuah laporan dari Automotive News mengatakan, BMW Group yakin dominasi Tesla di pasar kendaraan listrik telah berakhir. Produsen asal Jerman ini, telah banyak berinvestasi di industri elektrifikasi, dan hasil penjualan terbarunya menunjukkan peningkatan sebesar 149,2 persen pada kuartal pertama dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kepala Penjualan BMW group, Pieter Nota menjelaskan, Tesla memiliki nilai jual yang unik untuk beberapa waktu. Namun, hal tersebut sudah berakhir dan tahun ini BMW menargetkan untuk menjual 200 ribu unit kendaraan listrik, dan dua kali lipat dari pencapaian 2021.
Baca Juga
Selain itu, BMW Group juga ingin memiliki 50 persen dari semua mobil yang dijual sepenuhnya listrik pada 2030. Ini akan didukung oleh jajaran kendaraan listrik yang komprehensif, yang di Amerika Serikat saat ini mencakup iX dan i4.
Advertisement
Dua model ini, bergabung dengan i7 yang akan segera diluncurkan serta versi sepenuhnya listrik dari Seri 5 dan Mini Countryman yang akan diluncurkan pada 2023.
"Kami akan mendorong perusahaan hingga batas kemampuan produksi," jelas CEO BMW, Oliver Zipse. "Permintaan akan melonjak. Kami sudah melihatnya dengan iX dan i4," tambahnya.
Di pasar AS tahun lalu, Tesla secara ketat mengungguli BMW untuk mengambil mahkota pembuat mobil mewah, dan pembuat mobil listrik ini memiliki awal yang baik hingga 2022 dengan menjual 71.250 unit kendaraan dalam dua bulan pertama.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
BMW Ingatkan Jangan Terlalu Berharap dengan Strategi Kendaraan Listrik
Chief Executive Officer BMW, Oliver Zipse mengatakan hati-hati dengan strategi kendaraan listrik, yang pasarnya masih bergantung kepada negara-negara tertentu. Alasannya, saat ini masih banyak negara yang ternyata masih memerlukan kehadiran mobil dengan mesin pembakaran internal alias konvensional.
"Ketika Anda melihat teknologi yang keluar, tren EV kami harus hati-hati karena saat yang sama, Anda meningkatkan ketergantungan dengan sedikit negara," nujar Zipse.
Selain itu, bos jenama pabrikan asal Jerman ini juga menyoroti terkait pasokan bahan baku untuk baterai kendaraan listrik, saat ini sebagian besar masih dikendalikan oleh Cina.
"Jika seseorang tidak dapat membeli EV karena suatu alasan, tetapi membutuhkan mobil, apakah Anda lebih suka mengusulkan dia terus mengendarai mobil lamanya selamanya? Jika Anda tidak menjual mesin pembakaran lagi, orang lain yang akan melakukannya," tambahnya.
Sementara itu, dengan melakukan inovasi terkait teknologi kendaraan bermotor, seperti menawarkan mobil konvensional yang lebih irit merupakan kunci baik dari perspektif keuntungan maupun lingkungan.
Tidak hanya itu, perusahaan juga perlu untuk menata manajemen bahan baku agar produksi menjadi lebih efisien untuk menekan harga jual. Salah satu yang bisa dilakukan, adalah dengan menggencarkan program daur ulang.
Advertisement