Liputan6.com, Jakarta - Tren teknologi di sektor otomotif saat ini tidak hanya sebatas mengenai mobil listrik dengan berbagai keunggulannya. Tetapi di Cina, teknologi yang disematkan untuk kendaraan sudah lebih maju lagi dari sekedar mobil listrik.
Melansir Gasgoo Autonews, Baidu, salah satu raksasa teknologi Cina, secara resmi telah mengumumkan bahwa mereka telah mengantongi izin dari pemerintah setempat untuk mengoperasikan taksi tanpa sopir.
Baca Juga
Dalam laman tersebut, izin yang diberikan dikeluarkan oleh Beijing High-level Automated Driving Demonstration Area (BJHAD).
Advertisement
Saat ini, taksi tanpa awak tersebut baru dioperasikan sebanyak 10 armada dan nantinya mereka akan menambahkan sebanyak 30 armada lagi untuk memberikan layanan mobilitas yang komprehensif kepada masyarakat.
Selanjutnya, taksi yang bisa mengantarkan penumpang dari satu titik ke titik lain tanpa bantuan pengemudi baru ditentukan untuk beroperasi di wilayah seluas 60 kilometer persegi.
Untuk menikmatinya, masyarakat harus mengunduh aplikasi Apollo Go Robotaxi terlebih dahulu, baru nantinya melakukan pemesanan melalui sistem digital tersebut.
Mengenai jam operasionalnya, taksi tanpa awak ini bisa melayani penumpang mulai dari pukul 10:00 hingga pukul 16:00 waktu setempat.
Selama sembilan tahun terakhir, Baidu, telah mengumpulkan lebih dari 27 juta kilometer jarak tempuh untuk melakukan pengujian jalan yang aman di Cina dan California.
Setelah diluncurkan pertama kali pada 2020 lalu, layanan Apollo Go sudah bisa dinikmati warga di sembilan kota di Cina, termasuk Beijing, Shanghai, Shenzhen, Guangzhou, Chongqing, Changsha, Chongzou, Yangquan dan Wuzhen.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Suzuki Dicurigai Curangi Emisi Mesin Diesel
Jaksa di Jerman, Italia, dan Hungaria telah melakukan penyelidikan terkait dengan penggunaan perangkat ilegal mobil diesel Suzuki. Hal tersebut, diduga untuk melakukan tindakan curang terkait peraturan emisi di Eropa yang dilakukan oleh pabrikan asal Jepang tersebut.
Disitat Reuters, Jaksa di Jerman mengatakan dalam sebuah pernyataan, penyelidikan akan menyangkut orang-orang yang bertanggung jawab di Suzuki, yaitu pembuat mobil keempat terbesar, Stellantis yang memasok mesin diesel Suzuki. Selain itu, juga pembuat suku cadang mobil Jepang Marelli, yang memasok komponen mesin tersebut.
Kemudian, mesin tersebut dirakit menjadi satu model di pabrik Hungaria. Penyelidikan sedang dilakukan di Jerman, Italia dan Hungaria sebagai bagian dari koordinasi Eurojust, badan kerja sama peradilan pidana Eropa.
Seorang juru bicara Suzuki, yang bermarkas di Jerman mengatakan, jika perusahaan bersama dengan manajeman lokal telah bekerjasama dengan otoritas investigasi. Namun, ia tidak dapat berkomentar lebih lanjut, karena penyelidikannya sedang berlangsung.
"Perangkat itu diduga dipasang di mesin diesel buatan Italia pada sejumlah besar mobil, memberi kesan bahwa emisi nitrogen oksida kendaraan itu sejalan dengan peraturan Uni Eropa (UE)," tulis Eurojust.
Sementara itu, Stellantis mengatakan jika anak perusahaannya di Italia, FCA, telah diminta menjadi bagian investigasi di Frankfurt untuk menyediakan informasi dan dokumen terkait penggunaan perangkat lunal pengontrol emisi yang dipasok ke Suzuki.
"Perusahaan akan terus bekerja sama penuh untuk penyelidikan masalah ini," kata Stellantis.
Advertisement