Sukses

Bahaya Mengemudi Sendiri, Bisa Bikin Badan Tambah Gemuk dan Prostat

Mengemudi lebih dari satu jam per hari bisa menambah bobot tubuh 2,3 kilogram.

Liputan6.com, Jakarta - Kebiasaan mengemudi sendiri kerap dilakukan oleh banyak orang. Hal tersebut, memang tidak dilarang, tapi jika dilakukan terlalu lama memiliki dampak yang tidak baik bagi kesehatan.

Dilansir The Sun, ilmuwan dari Australian Catholic Inoversity's Institute for Health and Ageing di Sydney, New South Wales menyebutkan, mengemudi lebih dari satu jam per hari bisa menambah bobot tubuh 2,3 kilogram.

Penambahan berat badan tersebut, lebih banyak dari pengemudi yang hanya menghabiskan waktu mengemudi kurang dari 15 menit di dalam mobil setiap harinya. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei terhadap 2.800 orang dewasa serta memeriksa indeks massa tubuh (BMI) dan lingkar pinggang.

Sementara itu, jumlah glukosa puasa mereka dan berbagai sinyal yang berhubungan dengan penyakit jantung dan kemungkinan diabetes.

Temuan lain juga menyebutkan, mereka yang menghabiskan banyak waktu di belakang kemudi berisiko menambah lebih dari 1,5 cm ukuran pinggang yang meningkatkan risiko kematian dini.

Diketahui juga, pria justru lebih banyak menghabiskan waktu mengemudi dibandingkan wanita. Karena itu, lebih rentan terkena risiko masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan diabetes.

**Pantau arus mudik dan balik Lebaran 2022 melalui CCTV Kemenhub dari berbagai titik secara realtime di tautan ini

2 dari 2 halaman

Risiko prostat

Penelitian lain yang dilakukan para ilmuwan dari Universitas Oxford menyatakan, pria dengan perut besar berisiko tinggi menderita kanker prostat. Setiap kali lingkar pinggang bertambah 4 inci (10 cm), risiko kematian akibat penyakit ini juga makin tinggi.

Pendapat yang sama diungkapkan oleh Dr Aurora Perez-Cornago, dari The Nuffield Department of Population Health.

Aurora menyatakan, temuan ini membuktikan kaitan ukuran tubuh dan kanker prostat sebagai masalah yang kompleks, variatif dan perlu perhatian lebih.

"Dipastikan, pria yang memiliki perut besar (lemak tubuh) meningkatkan risiko kanker prostat dan kematian”kata Aurora.