Liputan6.com, Jakarta - Kendaraan listrik memang bakal menjadi tren dunia yang tidak dapat ditolak. Berbagai pabrikan menyiapkan produknya untuk terjun ke industri ramah lingkungan ini, termasuk beberapa negara yang mendukung dari segi infrastruktur, seperti baterai kendaraan listrik.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) bahkan menggelontorkan dana lebih dari US$ 3 miliar atau setara dengan Rp 43,5 triliun untuk pembuatan baterai kendaraan listrik.
Baca Juga
Dana tersebut, akan dialokasikan oleh Departemen Energi dari anggaran infrastruktur senilai 1 triliun dolar AS atau sekitar Rp14 ribu triliun yang ditandatangani oleh Presiden Joe Biden pada 2021.
Advertisement
Selain itu, investasi ini juga akan digunakan untuk mendirikan dan memperbaiki pabrik baterai di Negeri Paman Sam.
Namun, dana ini tidak akan digunakan untuk pengembangan tambang domestik baru untuk produksi lithium, nikel, kobalt, dan mineral yang dipakai sebagai bahan baku untuk membuat baterai. Pasalnya, beberapa dari proyek ini terikat dalam tinjauan lingkungan dan hukum administrasi.
"Sumber daya ini adalah tentang rantai pasokan baterai, yang mencakup produksi, daur ulang mineral penting tanpa ekstraksi atau penambangan baru," kata Gina McCarthy, penasihat iklim nasional Biden.
Sambutan positif
Sementara itu, menyambut alokasi dana dari Pemerintah AS, Ford Motor menyambut baik.
Investasi itu akan memperkuat rantai pasokan baterai domestik, menciptakan lapangan kerja, dan membantu produsen AS untuk bersaing di pasar dunia.
"Kami punya peluang untuk memiliki teknologi ini di AS dan investasi yang diumumkan ini akan membantu kami mewujudkannya," jelas Penasihat Umum Ford, Steven Croley.
Advertisement