Sukses

Produksi Mobil di Korea Selatan Anjlok Efek Ribuan Sopir Truk Mogok Kerja

Sebanyak ribuan supir truk di Korea Selatan tengah melakukan aksi mogok kerja, sejak tujuh hari lalu

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan sopir truk di Korea Selatan melakukan aksi mogok kerja sejak sepekan terakhir. Hal tersebut, dilakukan untuk menuntut tambahan upah di tengah kenaikan harga bahan bakar.

Dilansir Reuters, aksi para sopir truk ini telah mengganggu produksi, memperlambat pengiriman, dan menimbulkan risiko baru rantai pasokan secara global.

Salah satu sektor yang terdampak, tentu saja otomotif. Pabrik terbesar Hyundai Motor Co di Ulsan, telah mencatat penurunan produksi mobil sekitar 60 persen, pada Jumat (10/6/2022) karena kekurangan komponen.

Sementara itu, pabrik tersebut harus beroperasi lebih saat akhir pekan untuk mengejar pesanan. Jenama kendaraan asal Negeri Gingseng ini mengakui adanya gangguan, namun menolak terkait perincian masalahnya tersebut.

"Pabrik Hyundai di Ulsan memproduksi sekitar 6.000 unit kendaraan setiap hari," kata salah satu pengurus di serikat pekerja Hyundai.

Akibat aksi mogok ini, Hyundai mengalami kerugian sekitar 4.000-5.000 unit atau senilai 235 miliar won setara Rp 2,67 triliun.

Ratusan pengemudi truk ini, berunjuk rasa di depan pabrik Hyundai, namun tidak memblokade kendaraan yang keluar masuk, pada akhir pekan lalu. Demikian penuturan dari seorang saksi. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Hyundai Hentikan Produksi Ioniq di Korea Selatan Mulai Juli 2022

Hyundai akan menghentikan produksi dari Ioniq di pabrik Ulsan, Korea Selatan mulai Juli 2022. Alasannya, karena model yang ditawarkan pertama kali dalam tiga varian, yaitu listrik murni, hybrid, dan plug-in hybrid (PHEV) ini tidak terlalu sukses besar.

Disitat Carscoops, Rabu (8/6/2022), penghentian produksi Ioniq ini menandakan akhir dari babak penting dalam sejarah Hyundai.

Sementara itu, model terakhir dari Hyundai Ioniq akan diluncurkan dari jalur produksi hanya dalam beberapa pekan ke depan. Setelah itu, pelanggan tidak akan lagi bisa melakukan pemesanan di banyak wilayah di dunia, termasuk Amerika Utara.

Keputusan untuk menghentikan produksi tiga varian Hyundai Ioniq ini tidak dibuat dalam semalam. Pabrikan asal Negeri Ginseng ini, telah merencanakannya lama sebagai akibat dari perubahan permintaan pelanggan di pasar otomotif.

Di Eropa saja, Hyundai segera melakukan pengembangan mobil untuk pasar lokal, dan untuk berbagai belahan dunia lainnya.

Â