Liputan6.com, Jakarta - PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) menyelenggarakan kegiatan bertajuk ‘Recharge Your Life with Hyundai Ioniq 5' dengan rute Jakarta - Bandung - Cikole lalu kembali ke Jakarta lagi tanpa melakukan pengisian baterai.
Sebelum melaksanakan perjalanan berjarak sekitar 160 km menuju glamour camping di kawasan Lembang, Bandung, Jawa Barat, peserta terlebih dahulu diberikan pembekalan terkait aturan tata tertib berkendara untuk perjalanan jauh.
Baca Juga
Liputan6.com mendapatkan unit tes Hyundai Ioniq 5 Signature Long Range dengan klaim jarak tempuh mencapai 451 km. Sekedar informasi, unit yang diuji merupakan varian tertinggi dengan banderol Rp829 juta (OTR Jakarta).
Advertisement
Pertama kali masuk ke dalam kabin, Ioniq 5 menawarkan nuansa kabin yang futuristis, seakan-akan seperti mengendarai mobil konsep. Tak ada suara saat mobil dinyalakan, karena Ioniq 5 merupakan mobil listrik sepenuhnya.
Sensasi pertama yang dirasakan saat menginjak pedal akselerator adalah mobil melaju tanpa ada raungan mesin. Perlu sedikit adaptasi untuk menyesuaikan dengan karakter akselerasi mobil listrik, terlebih lagi Ioniq 5 dilengkapi dengan regenerative braking (pengereman untuk mengisi baterai) yang terbagi dalam beberapa tingkatan, yaitu nol hingga tiga.
Tingkatan regenerative braking diatur melalui paddle shift yang terletak di balik lingkar kemudi. Paddle shift di sebelah kiri disematkan logo plus, yang artinya meningkatkan level regenerative braking. Semakin tinggi levelnya, maka deselerasi semakin kuat. Paddle shift di sebelah kanan berlogo minus berfungsi untuk menurunkan tingkat regenerative braking, sehingga deselerasi tak akan sekuat sebelumnya.
Satu fitur yang bisa diakses melalui paddle shift kiri adalah i-Pedal. i-Pedal memungkinkan mengoperasikan mobil dengan pedal akselerator saja. Mobil bisa berhenti sempurna saat pedal akselerator dilepas. Mode ini cukup membantu saat kondisi stop and go, sehingga tak perlu menginjak pedal rem saat melaju sedikit lalu berhenti kembali.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Performa di Jalan Tol
Rute perjalanan kali ini melewati jalan layang Sheikh Mohammed bin Zayed, lalu berlanjut ke tol Cipularang, dan keluar di tol Pasteur.
Tak sulit untuk mempertahankan kecepatan konstan 80 km per jam berkat fitur Smart Cruise Control with Stop & Go Function. Fitur Smart Control berfungsi untuk mempertahankan kecepatan serta menyesuaikan dengan kecepatan kendaraan yang di depan.
Pengemudi dapat mengatur batas kecepatan mobil, serta jarak yang diinginkan dengan kendaraan di depan. Fitur ini juga bisa mengerem mobil hingga berhenti jika lalu lintas terhambat akibat kemacetan. Saat mobil depan mulai melaju, cukup menginjak pedal akselerator untuk mengaktifkan Smart Cruise Control with Stop & Go Function.
Lane Keeping & Lane Following Assist sangat membantu agar mobil tetap di dalam lajurnya. Jangan kaget jika lingkar kemudi bergerak sendiri mengikuti garis-garis jalur. Jika pengemudi lepas tangan, mobil akan memberikan peringatan agar sopir memegang lingkar kemudi kembali.
Salah satu hal yang paling menyenangkan dari Ioniq 5 adalah torsi sebesar 350 Nm dan tenaga maksimal 125 kW. Pindahkan ke mode sport, maka akselerasi Ioniq 5 dapat memacu adrenalin, meskipun tak ada suara raungan mesin. Pantas rasanya jika Hyundai Ioniq 5 diklaim memiliki akselerasi 0-100 km per jam dalam waktu 7,4 detik.
Torsi mesin yang melimpah ini membuat melahap tanjakan menuju Cikole menjadi sangat mudah. Meskipun hujan deras mengguyur sepanjang perjalanan, tak ada gejala roda slip saat berakselerasi meskipun torsi melimpah berkat fitur traction control.
Advertisement
Hasil Pengujian Efisiensi Listrik
Saat berangkat, baterai Ioniq 5 terisi sekitar 97 persen dengan prediksi jarak tempuh 460 km menggunakan AC atau 489 km tanpa AC. Setelah sampai di Cikole, jarak tempuh mobil 169,2 km dengan konsumsi listrik 19,4 kWh per 100 km dan sisa baterai 51 persen. Konsumsi baterai sebesar 46 persen saat berangkat, dengan kondisi jalan mayoritas menanjak.
Perjalanan dari Cikole menuju Jakarta didominasi oleh turunan, karena mengakses jalan tol di jalan Pasteur. Di Cipularang pun didominasi turunan, sehingga ini waktu yang tepat untuk mengoptimalkan regenerative braking di level 3. Persentase baterai pun turun lebih perlahan, bahkan terkadang naik satu hingga dua persen saat turunan panjang.
Sesampainya di Senayan Park, sisa baterai menunjukkan angka 26 persen dengan prediksi jarak tempuh menggunakan AC sejauh 120 km dan 131 km tanpa AC. Total perjalanan 334,4 km dengan konsumsi listrik 14,8 kWh per 100 km atau dibutuhkan 49,49 kWh untuk menempuh 334,4 km.