Liputan6.com, Jakarta - Citroen milik Stellantis khawatir mobil listrik akan mempersulit konsumen untuk membeli mobil yang terjangkau dengan harga yang semakin tinggi. Salah satu eksekutif perusahaan asal Perancis ini menyatakan tren tersebut menjadi ancaman nyata.
"Ini benar-benar sebuah ancama bahwa mobil listrik telah meningkatkan harga mobil, sehingga orang tidak mampu membeli lagi. ini adalah ancaman nyata, tidak hanya mengenai Citroen, jadi kami semakin sadar akan hal itu dan sedang mengerjakan ini," jelas Arnaud Ribault, Kepala Divisi Citroën Eropa, dalam sebuah wawancara dengan majalah Inggris Autocar, dikutip Senin (4/7/2022)
Mobil hibrida (terutama listrik penuh) akan mengancam untuk mendorong beberapa konsumen untuk keluar dari pasar mobil baru karena beberapa alasan.
Advertisement
Salah satunya, adalah bahwa biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat mobil ramah lingkungan tersebut lebih tinggi daripada biaya bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat model bensin atau diesel.
Sementara itu, Ribault mengatakan, timnya tengah mencari solusi untuk masalah ini.
"Pekerjaan yang kami lakukan sekarang, adalah mengurangi biaya untuk mengimbangi kenaikan bahan baku dan kenaikan elektrifikasi," ujarnya, tanpa menjelaskan bagaiman Citroen akan membuat mobilnya lebih murah.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Mobil Listrik
Dalam laporan terpisah, Chief Manufacturing Officer Stellantis, Arnaud Debœuf memperingatkan bahwa menjaga biaya mobil tetap terkendali sangat penting.
Ia mengatakan kepada Bloomberg bahwa pasar akan runtuh ​​jika mobil listrik tidak segera menjadi lebih murah, dan menambahkan bahwa memecahkan masalah ini adalah sebuah tantangan besar.
Ribault dan Debœuf adalah di antara sedikit eksekutif yang mau mengambil risiko dicerca dengan menunjukkan beberapa kebenaran yang tidak menyenangkan tentang mobil listrik.
Sedangkan Bos Toyota, Akio Toyoda juga telah membuat komentar serupa pada Desember 2020. Ia memperingatkan bahwa pelarangan mesin pembakaran internal dapat memicu hilangnya pekerjaan dan kekurangan listrik, sementara membuat mobil lebih mahal.
"Model bisnis industri mobil saat ini akan runtuh," prediksinya, dan mengatakan kepemilikan mobil berisiko menjadi bunga di puncak yang tinggi, sehingga di luar jangkauan banyak orang.
Advertisement