Liputan6.com, Jakarta - Chervrolet akan menghadirkan SUV listrik Blazer, yang dinilai penting untuk mengejar penjualan Tesla di pasar Amerika Serikat (AS). Bahkan, pabrikan asal Negeri Paman Sam ini, juga bersiap untuk memasuki persaingan untuk menempari peringkat kedua di segmen yang didominasi oleh Model Y.
Dikutip dari Reuters, kehadiran mobil listrik anyar di segmen SUV mampu meruntuhkan dominasi Tesla Model Y di pasar AS.
AutoForecast Solution menyebutkan,s egmen SUV listrik di negara Adidaya ini diproyeksikan bakal tumbuh dua kali lipat, menjadi dua juta unit kendaraan pada 2026. Namun, penyedia data industri otomotif dan analis lainnya, memprediksi lebih dari 90 model akan bersaing mendapatkan potongan kue yangs angat kecil.
Advertisement
Tesla Model Y saat ini merupakan SUV listrik terlaris, dan sebagai besar analis memperkirakan Model Y itu akan tetap mempertahankan posisinya selama empat tahun dari sekarang.
LMC Automotive memperkirakan bahwa pada tahun 2025, Model Y akan mencakup 15,6 persen dari segmen SUV kompak dan menengah listrik dari 13 kendaraan, termasuk Mustang Mach-E buatan Ford Motor, Ioniq5 buatan Hyundai, dan SUV kompak R2S buatan Rivian.
Chevrolet Blazer listrik sendiri diperkirakan berada di urutan kedua, dengan hanya meraih 6,6 persen dari penjualan segmen tersebut.
Penjualan GM Kembali Kalahkan Toyota pada Kuartal 2 2022 di AS
General Motors Co kembali mengalahkan Toyota Motor Corp dalam penjualan mobil di Amerika Serikat pada kuartal kedua 2022.Â
Krisis chip semikonduktor yang belum berakhir, dan gangguan rantai pasokan, telah menghambat kemampuan pembuat mobil untuk memenuhi permintaan pasar.
GM sendiri, yang telah kehilangan predikat sebagai pemimpin penjualan di Negeri Paman Sam pada 2021, untuk pertama kalinya sejak 1931 dari toyota, mengatakan berhasil menjual sebanyak 582.401 unit pada kuarta kedua atau hingga Juni 2022. Jumlah tersebut, 15 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya.
Sedangkan Toyota yang menjadi salah satu pembuat mobil paling terpukul pada 2022, mulai dari gangguan rantai pasokan dan lockdown Covid-19 di Cina, mampu menjual sebanyak 531.105 unit atau turun 22 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, di sisi lain, industri otomotif AS sedang berjuang untuk memenuhi permintaan konsumen yang tertunda. Bahkan, GM mengatakan, hampir 100 ribu unit kendaraan yang harus menunggu lebih banyak suku cadang yang memaksanya untuk menawarkan perkiraan laba kuartal kedua yang lemah.
Â
Advertisement