Sukses

Dongfeng Rilis SUV Listrik Terbaru, Punya Daya Jelajah 331 Kilometer

Kehadiran Dongfeng Nano Box yang merepresentasikan mobil listrik mungil, juga turut dirilis untuk beberapa pasar otomotif lain. Di beberapa negara, mobil ini pun menggunakan nama lain seperti Dongfeng Fengxing T1, Dongfeng Fengguang E1, Venucia e30, dan Dongfeng Nano Box.

Liputan6.com, Jakarta - Populasi mobil listrik yang kian besar membuat produsen mobil China, Dongfeng, meluncurkan SUV listrik barunya. Model ini merupakan pengembangan pengembangan lebih lanjut dari Renault Kwid dengan beberapa penyesuaian baru.

Kehadiran Dongfeng Nano Box yang merepresentasikan mobil listrik mungil, juga turut dirilis untuk beberapa pasar otomotif lain. Di beberapa negara, mobil ini pun menggunakan nama lain seperti Dongfeng Fengxing T1, Dongfeng Fengguang E1, Venucia e30, dan Dongfeng Nano Box.

Melihat dimensinya, SUV listrik Dongfeng Nano Box hadir dengan dukungan panjang 3.732 mm, lebar 1.579 mm dan tinggi 1.515 mm dengan jarak sumbu roda 2.423 mm. Model ini juga datang dengan desain handle pop up sehingga memberikan nuansa yang lebih modern pada tampilan luarnya.

Desain interiornya hadir dengan nuansa minimalis naun mengedepankan aksen modern. Hal ini terlihat dari lay out kabin di mana ada sebuah layar di bagian tengan yang menampilkan infotainment serta didukung dengan kisi-kisi pendingin udara dan terintegrasi dengan tiga tombol di bawahnya.

Untuk pengoperasian mode berkendara, Dongfeng Nano Box juga dibekali dengan dial yang bisa diputar untuk transmisi D, N, R dan N.

Teknologi modern juga disematkan pada SUV listrik ini, di mana pabrikan telah menyematkan fitur pengenalan suara dan Bluetooth. Sedangkan dari sisi keselamatan, mobil baru tersebut dibekali dengan pengereman Anti-lock Braking System (ABS), Electronic Brake Distribution (EBD) dan sistem radar pembalik.

Bicara mengenai spesifikasinya, Dongfeng Nano Box datang dengan dukungan baterai Lithium-ion dengan kapasitas 27,2 kWh. Dari baterai tersebut, mobil ini diklaim dapat menempuh jarak hingga 331 kilometer dengan siklus CLTC.

Untuk melakukan pengisian ulangnya, untuk mengisi penuh dari 30 persen sampai 80 persen, waktu yang dibutuhkan hanya 30 menit.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Dukung Implementasi Emisi Euro 4, Shell Indonesia Sediakan Solar Berstandar Euro 5

Shell Indonesia berkomitmen mendukung program implementasi standar emisi Euro 4 untuk kendaraan diesel di Tanah Air. Caranya, dengan menghadirkan rangkaian produk bahan bakar dengan sulfur terendah di kelasnya, yakni 10 ppm, atau sudah berstandar emisi Euro 5.

"Upaya ini sejalan dengan Powering Progress, strategi yang diluncurkan Shell secara global untuk mempercepat transisi bisnis menuju perusahaan energi dengan net-zero emission di tahun 2050, sejalan dengan perkembangan di masyarakat," terang Bambang Wahyudi, Vice President Technical Shell Indonesia dalam acara Shell Expert Connect.

 Sebagaimana diketahui bahwa, standar emisi Euro 4 telah diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, Kategori N, dan Kategori O di mana nilai baku mutu untuk kandungan nitrogen oksida yang dihasilkan mobil diesel pada angka 250 miligram per kilometer, serta 25 miligram per kilometer untuk particulate matter (PM).

Saat ini, Shell telah memiliki produk bahan bakar yang telah memenuhi standar emisi Euro 5, yakni Shell V-Power Diesel yang tersedia di SPBU Shell di Jabodetabek.

Sedangkan untuk pasar business-to-business, Shell menawarkan Shell Fuel Save Diesel yang mengandung bahan dasar solar dengan Angka Setana 51 dan bahan bakar nabati sebesar 30 persen.

Selain produk bahan bakar, Shell juga menghadirkan pelumas Shell Rimula R4X 15W40 dengan Dynamic Protection Technology yang sesuai dengan teknologi mesin Euro 4 dan 5 yang membutuhkan pelumas dengan proteksi terhadap beban jelaga dan asam yang lebih tinggi.

"Produk-produk tersebut merupakan wujud komitmen kami untuk mencapai aspirasi Powering Progress, sekaligus mendukung upaya pemerintah dalam menjawab tantangan akan teknologi yang ramah lingkungan sejalan dengan agenda transisi energi di Indonesia," ujar Bambang.

3 dari 3 halaman

Infografis Pasca-Putusan MK Tolak Ganja Medis, Adakah Peluang Legalisasi?