Liputan6.com, Jakarta - Setelah Uni Eropa mengumumkan tidak akan lagi menjual mobil bermesin konvensiona pada 2035, kini giliran Australia yang mengumumkan langkah serupa. Dalam sebuah informasi, Australian Capital Territory (ACT), juga akan melakukan hal yang sama pada 2035.
Mengutip informasi Carsales Australia, Minggu (24/7/2022), ACT, merilis langkah yang diambil oleh pemerintah ini merupakan sebagai strategi untuk beralih ke kendaraan nol emisi. Masih dari laman tersebut, pemerintah Australia, menjadi negara ketiga setelah Uni Eropa dan Inggris yang secara resmi mengumumkan untuk tidak lagi menjual kendaraan bermesin pembakaran internal.
"Pemerintah ACT membuat keputusan reformasi yang sulit sekarang untuk memudahkan transisi yang tak terhindarkan yang hanya tinggal satu dekade lagi. Dengan menetapkan target jangka panjang yang sejalan dengan ilmu iklim, warga Canberra akan mendapat manfaat dari kendaraan listrik yang lebih murah dengan biaya operasionalnya," jelas Kepala Eksekutif Dewan Kendaraan Listrik Australia, Behyad Jafari.
Advertisement
Meski langkah tersebut menjadi wacana yang bagus, namun keputusan tersebut juga mendapat tantangan dari Asosiasi Dealer Otomotif Australia. Adapun kekhawatiran tersebut didasari atas kemanusiaan di mana setelah peraturan tidak lagi memperbolehkan menjual mobil konvensional, akan ada orang yang putus kerja.
"Kami memiliki kekhawatiran serius bahwa kebijakan ini akan memiliki konsekuensi buruk bagi industri otomotif, orang-orang yang mereka pekerjakan, dan konsumen di ACT," jelas CEO Asosiasi Dealer Otomotif Australia, James Voortman.
Menurutnya ada langkah lain yang setidaknya lebih baik ketimbang melarang penjualan mobil bermesin konvensional. Ia menyebutkan, salah satu hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah Australia adalah dengan menerapkan standar CO2 agnostik.
"Daripada melarang ICE secara mentah-mentah, cara terbaik untuk menurunkan emisi adalah dengan menerapkan standar CO2 agnostik teknologi. Sehingga produsen memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang perlu mereka capai dan diberi kebebasan untuk menerapkan teknologi apapun untuk mencapai tujuan itu," tambah James.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Beda dengan Gaikindo, Periklindo Ingin Langsung Lompat ke Mobil Listrik
Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) Moeldoko menyampaikan, asosiasi yang dipimpinnya memiliki pandangan berbeda dengan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sebagai payung pabrikan kendaraan roda empat di Tanah Air.
Hal tersebut, terutama terkait dengan industri kendaraan listrik atau mobil listrik yang memang tengah berkembang pesat di Tanah Air.
"Tidak apa-apa, kita sama-sama berjalan saja. Gaikindo berjalan, Periklindo berjalan. Masing-masing punya segmen sendiri," jelas Moeldoko saat ditemui di pameran kendaraan listsik PEVS 2022, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (22/7/2022).
Lanjut Moeldoko, ketika ditanya tidak ada rencana untuk menyamakan visi dan misi dengan Gaikindo terkait industri otomotif Indonesia, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan dengan jelas jika Periklindo memiliki pandangan yang berbeda.
"Tidak, kita sesuatu yang berbeda. Kita ingin melompat dari mobil konvensional ke mobil listrik. Sehingga, perkumpulan ini punya visi berbeda, bagaimana membangun lingkungan yang bersih dan sebagainya," tegas Moeldoko.
Sementara itu, terkait melakukan koordinasi atau komunikasi dengan Gaikindo, Moeldoko menyebutkan itu tidak perlu diperdebatkan. "Kalau itu, tidak perlu diperdebatkan (berkomunikasi dengan Gaikindo)," pungkasnya.
Â
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement