Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Dirjen Ilmate) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Taufiek Bawazier mengatakan, Indonesia sudah siap untuk masuk ke kendaraan listrik. Menurutnya semua regulasi sudah siap.
“Target 400.000 kendaraan listrik sudah menjadi road map dari sisi pemerintah baik kendaraan roda empat dan dua. Industri otomotif merupakan sektor strategis serta menjadi peran penting bagi kesejahteraan masyarakat dan mendukung ekonomi nasional,” katanya dalam seminar di PEVS 2022, JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (25/7).
Baca Juga
Melalui pameran perdana Periklindo, ia berharap masyarakat mendapat edukasi sekaligus mengetahui keunggulan kendaraan listrik.
Advertisement
Ia juga menyebut kalau peralihan mobil berbahan bakar fosil ke tenaga baterai paling dimungkinkan dimulai dari transportasi publik. Dia mempunyai cara untuk mempercepat peralihan.
“Dalam peralihan kendaraan listrik, masyarakat perlu diedukasi bahwa mobil listrik memiliki konsumsi 15 kWh untuk 100 km. Dia mengkonsumsi listriknya 1 kWh itu sekitar Rp2.500, kalau pake BBM itu 100 km itu 5,5 liter, itu dihitung saja. Mobil listrik masih lebih murah,” ujarnya.
Lebih lanjut, Taufiek memberitahu bahwa saat ini alat transportasi umum sudah mulai beralih ke mesin EV (Electric Vehicle). Salah satu yang terlihat sudah menggunakan kendaraan ramah lingkungan adalah Trans Jakarta.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mulai Beralih ke EV
Menurut pria berusia 53 tahun, penggunaan bus listrik 1 unit setara dengan konsumsi bahan bakar fosil dari 30 sedan. Dalam perhitungan, hal ini bisa menurunkan barel minyak per hari dan pastinya lebih hemat.
“Jadi bayangkan kalau Ibu Kota Jakarta transportasi publiknya menggunakan bus listrik. Secara matematis hitungannya adalah 1.000 mobil listrik itu bisa menurunkan 500 barel minyak per-hari. Jadi kalau satu tahun 1.000 mobil listrik itu dikalikan 360 hari, berarti 180.000 barel minyak akan dihemat oleh negara. Hitungannya 1:30," tutur Taufiek.
Lebih lanjut, Taufiek menyebut jika di provinsi-provinsi Tanah Air mulai menerapkan penggunaan mobil listrik bisa membantu pemerintah mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak.
“Sebetulnya ada beberapa provinsi di Indonesia yang sudah melakukan pengadaan mobil listrik. Hal tersebut sudah membantu pemerintah untuk mengurangi subsidi. Apalagi, saat ini ada pameran otomotif bernama Periklindo Electric Vehicle Show 2022 yang sebagai edukasi terkait kendaraan EV. Saya terima kasih ke Dyandra karena sebagai penyelenggara pameran bisa mengedukasi ke masyarakat. Ke depannya, pameran ini semoga terus ada untuk mendukung upaya pemerintah," ungkap Taufiek.
Sumber: Oto.com
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement