Sukses

Perkembangan Elektrifikasi Global Jadi Peluang Industri Komponen Indonesia

Perkembangan elektrifikasi otomotif secara global, dan khususnya di Indonesia makin bergerak cepat.

Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan elektrifikasi otomotif secara global, dan khususnya di Indonesia makin bergerak cepat. Meskipun begitu, secara volume, penjualan kendaraan internal combasition engine (ICE) masih mendominasi, dan mobil listrik masih belum ada 0,1 persen.

Dirjen Industri Logam, Metal, Alat Transportasi dan Elektronik (ILMATE) Kementerian Perindustrian Taufiek Bawazier mengatakan, kondisi saat ini menjadi tantangan besar untuk elektrifikasi otomotif Indonesia. Bahkan, lebih luas lagi secara global, yang saat ini industri kendaraan konvensional masih sangat dominan.

Di saat bersamaan, tentu menjadi peluang besar bagi produsen komponen otomotif nasional, mengingan saat ini Indonesia masih terlalu fokus untuk komponen kendaraan bensin dan diesel.

"Perlu kita lihat ke pasar global, selain menghadapi tantangan besar soal bagaimana industri otomotif nasional berganti ke elektrifikasi otomotif, juga menjadi kesempatan buat produsen komponen otomotif nasional untuk mulai berganti ke untuk mencari komponen yang bisa mereka produksi untuk kendaraan listrik," ujar Taufiek, dalam diskusi di GIIAS 2022, Senin (15/8/2022).

Lanjut Taufik, jika Indonesia masih terlalu asyik dengan produksi komponen kendaraan ICE, maka akan menyulitkan industri otomotif nasional menghadapi sesi phase out.

Negara-negara lain yang punya komitmen besar dalam hal elektrifikasi otomotif, sudah mencanangkan bahwa 2035 adalah batas dari kendaraan ICE beredar di negara masing-masing.

"Kalau kita tidak pandai melihat potensi ini, maka kita akan tertinggal dalam industri otomotif terkhusus untuk isu elektrifikasi. Namun ini juga sekaligus menjadi potensi besar bagi produsen komponen, agar mulai fokus menjari apa yang mereka bisa produksi untuk kendaraan listrik," tegas Taufik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 2 halaman

Mulai Bergeser

Lebih jauh Taufik mengatakan, bahwa jika produsen komponen dan otomotif itu sendiri tidak mulai melakukan perpindahan perlahan dan adaptasi dengan teknologi terbaru di industri otomotif global, maka ini akan jadi ancaman besar.

"Terutama untuk pasar ekspor Indonesia yang berjumlah 80 negara. Namun jika semua siap termasuk produsen komponen, maka ekspor ke 80 negara itu bisa tetap terjaga atau kalau bisa dibilang bisa ditingkatkan," tambahnya.

Sementara itu, berdasarkan proyeksi internal Kemenperin, jumlah kendaraan ICE yang beredar pada 2030 sebanyak 25,8 juta unit, dan menghasilkan emisi 92.2 juta ton CO2.

"Dalam rangka dukungan pengurangan Emisi CO2, Kementerian Perindustrian mengeluarkan kebijakan pengembangan industri kendaraan bermotor emisi karbon rendah yang diatur dalam Permenperin No. 36 Tahun 2021," pungkasnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS