Liputan6.com, Jakarta - Selama 11 hari gelaran Gainkindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022, salah satu pabrikan kendaraan komersial asal Jepang, Hino mencatatkan pemesanan yang cukup tinggi, sebesar 1.127 unit.
"Perekonomian mulai bangkit. Beberapa komoditi seperti batubara, kelapa sawit serta daya beli masyarakat yang meningkat membuat kebutuhan kendaraan komersial baik itu truk dan bus naik signifikan," ungkap Santiko Wardoyo, COO – Director HMSI, dalam siaran pers yang diterima Liputan6.com, Minggu (28/1/2022).
Bahkan dibandingkan sebelum pandemi atau di GIIAS 2019, hasil SPK Hino kali ini naik 2 kali lipat.
Advertisement
Hino hadir dalam pameran GIIAS 2022 dengan menampilkan 6 unit kendaraan mulai dari truk listrik Hino Dutro Z EV, Hino200 Series, Hino 136 HDL 6x2, Hino Ranger FM 280 JD Mining Spec, Hino Ranger FMX 280 TH dan Hino Bus GB 150 AT.
Produk-produk yang Hino pamerkan banyak mendapat perhatian dari pengunjung. Terutama 2 fitur product Hino yaitu truk listrik, Dutro Z EV yang memilliki kelebihan dapat menempuh jarak 100 KM dengan hanya waktu charging 1 jam.
Serta yang sangat menarik adalah hadirnya Hino200 series yang merupakan new category yang siap melengkapi jajaran line up Hino di kelas Light Commercial Vehicle (LCV).
Banyak Kecelakaan Truk dan Bus Jadi Bukti Budaya Keselamatan Masih Rendah
Kasus kecelakaan yang melibatkan kendaraan komersial besar, seperti bus dan truk masih kerap terjadi di Indonesia. Berbagai alasan muncul, dan yang paling sering terdengar adalah kerusakan rem alias rem blong.
Senior Investigator Komisi Nasional keselamatan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan menjelaskan, penyebab terjadinya kecelakaan bus dan truk, akibat rendahnya budaya keselamatan atau safety culture di kalangan pengemudi.
"Kasus rem blong di bus dan truk itu, lebih dari 90 persen dan penyebabnya itu bukan dari kendaraan, tapi dari sang pengemudi," ujar Ahmad Wildan, saat diskusi keselamatan berkendara bersama Hino, di GIIAS 2022, Rabu (18/8/2022).
Lanjut Wildan, budaya keselamatan berkendara sejatinya merupakan yang penting untuk dimiliki para pengemudi truk dan bus. Bahkan, berbagai pihak, baik itu pemerintah juga sudah gencar memberikan edukasi kepada supir truk dan bus tersebut.
"Budaya keselematan berkendara ini, memang harus dipahami pengemudi agar nantinya tidak asal membawa kendaraan. harus paham risiko pengemudi," tambahnya.
Advertisement