Liputan6.com, Jakarta - Memberikan pelayanan terbaik menjadi hal yang dikedepankan para pabrikan otomotif. Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi konsumen.
Menyadari pentingnya layanan purna jual, PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) menghadirkan New Extended 24 Hours Emergency Service Package yang merupakan pelayanan darurat yang ditujukan bagi konsumen yang sudah berakhir masa garansinya.
Baca Juga
Disebutkan, setiap pembelian Pajero Sport dan Xpander dengan paket ESP, konsumen akan memperoleh Extended Smart Package dan New Extended 24 Hours Emergency Service.
Advertisement
Pada layanan Extended Smart Package diberikan gratis biaya jasa dan service 50.000 km + 20.000 km selama 4 tahun + 1 tahun.
Sementara layanan Emergency Service meliputi penggantian ban, pengiriman bahan bakar, layanan derek, hingga layanan jika kunci kendaraan tertinggal di dalam mobil.
Pemilik paket layanan darurat inipun tidak perlu khawatir saat kendaraannya mengalami kendala karena bantuan darurat ini siaga dalam 24 jam.
"Kami memastikan konsumen Mitsubishi tidak punya rasa khawatir dan rasa takut berkat program kami," terang Eiichiro Hamazaki, Director of After Sales Division PT MMKSI beberapa waktu lalu.
Terkait layanan terbaru ini, Hamazaki menyebut ada beberapa faktor yang menjadi latar belakang dihadirkannya New Extended 24 Hours Emergency Service Package.
"Pertama kami harus memenuhi human touch, kedua bagaimana kami meningkatkan program servis yang ada salah satunya extended smart package, ketiga bagaimana membuat layanan kami terkoneksi dengan pengalaman digitalisasi salah satunya melalui MMID (aplikasi Mitsubishi Motor ID)," jelasnya.
Â
Banyak Kasus Dialami
Sementara itu, Adam Rachman selaku Deputy Group Head Aftersales Strategy Group MMKSI menerangkan jika program after sales service yang baru ini dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang menginginkan emergency service atau rasa aman.
Dirinya menyebut, rata-rata per bulan terdapat 500-600 kasus yang terjadi pada konsumen.
"Dan, rata-rata 51 persennya datang dari konsumen non-garansi. Oleh karena itu, mereka harus membayar mandiri untuk layanan emergency," pungkasnya.
Advertisement