Liputan6.com, Jakarta - Setelah ditangguhkan beberapa waktu terhitung mulai dari Maret 2022, kini Toyota mengumumkan bahwa mereka memutuskan untuk menutup salah satu pabrik mereka yang ada di Rusia.
Pusat perakitan yang terletak di Sanit Petersburg ini, terpaksa ditutup lantaran penangguhan yang mereka lakukan beberapa waktu lalu akibat gangguan pasokan bahan dan suku cadang utama.
Baca Juga
Meski pengumuman ini cukup mengejutkan, namun, mereka menegaskan bahwa suatu saat nanti pabrik yang memproduksi model RAV4 dan Camry akan kembali dibuka.
Advertisement
Bukan hanya itu, jika pabrik mobil tersebut kembali dibuka, Toyota, berjanji akan merekrut kembali para pekerja yang dulu sempat bekerja di fasilitas tersebut.
Dikarenakan situasi yang saat ini terjadi tidak ada indikasi ke arah yang lebih baik, maka prinsipal dengan berat hati memutuskan untuk menghentikan produksi di pabrik tersebut.
"Keputusan untuk menghentikan produksi kendaraan Toyota di Rusia bukanlah keputusan yang kami anggap mudah. Namun setelah enam bulan, kami belum dapat melanjutkan aktivitas normal dan tidak melihat indikasi bahwa kami dapat memulai kembali di masa mendatang," tulis pernyataan resmi perusahaan seperti dilansir Carscoops.
Dengan ditutupnya pusat perakitan di Saint Petersburg ini, tidak membuat Toyota secara penuh keluar dari pasar Rusia. Mereka tetap memastikan bahwa operasional mereka terus berjalan dengan memanfaatkan fasilitas perakitan yang ada di Moskow. Hal ini untuk mempertahankan staf dalam mendukung jaringan retailnya dalam melayani konsumen Toyota dan Lexus yang sudah ada.
Toyota bukan satu-satunya perusahaan otomotif yang menghentikan produksinya di Rusia. Tetapi , ada beberapa pembuat mobil lain yang juga terpaksa mengambil langkah yang sama.
Kabel Casan Baterai Wuling Air ev Susah Dilepas, Ternyata Ini Penyebabnya
Salah satu pengguna Wuling Air ev mengeluhkan jika kabel charger mobil listriknya susah dicabut saat melakukan pengisian baterai. Usut punya usut, ternyata ada satu hal yang tidak diketahui si pemilik mobil listrik tersebut sehingga kabel sulit dicabut.
"Itu terjadi karena kondisi mobilnya terkunci," terang Product Planning Wuling Motors Danang Wiratmoko di Jakarta baru-baru ini.
Ia menyampaikan, kondisi seperti ini sebenarnya sudah dijabarkan di buku manual kendaraan.
"Sesuai manual book kami (Wuling), ketika posisi pengecasan itu pintu dalam keadaan terkunci, ada electronic lock yang menjaga portable charger supaya tidak gampang dicabut," ujarnya.
"Supaya bisa dicabut dengan mudah, buka dulu kunci pintunya," tambahnya.
Lebih lanjut Danang menjelaskan, selain alasan keamanan, melakukan pengisian baterai dengan kondisi pintu terkunci membuat aliran daya lebih maksimal.
"Kalau pintu sudah di-lock daya yang mengalir ke (baterai) mobil maksimal, tapi kalau kita enggak kunci pintunya daya yang masuk akan turun," jelasnya.
Kembali lagi, andaikata si pemilik mau membaca buku manual kendaraan, hal-hal seperti ini seharusnya tidak terjadi. Namun pada kenyataannya, banyak pemilik mobil yang menghiraukan buku manual.
"Kami selalu sarankan kepada konsumen, sebelum menggunakan mobilnya sebaiknya baca dulu buku panduannya karena di situ ada beberapa tips dan ketentuan yang hendaknya dipatuhi," tutup Danang.
Advertisement