Liputan6.com, Jakarta - Tingkat keremukan pasca terjadinya tabrakan frontal menjadi indikasi kualitas rancang bangun sebuah kendaraan yang melindungi penumpang di dalamnya.
Bagian depan kendaraan sebenarnya juga dirancang untuk melindungi penumpang ketika mobil berbenturan keras dengan kendraan lain. Zona inilah yang kemudian dinamakan “crumple zone”.
Melansir wuling.id, Senin (26/9/2022), crumple zone berfungsi untuk melindungi bagian kabin supaya tidak mudah remuk dan rusak pada saat terjadi tabrakan.
Advertisement
Teknologi ini pertama kali ditemukan oleh seorang engineer dari Mercedes-Benz, yakni Béla Barényi yang dipatenkan di tahun 1951 dan diimplementasikan pada mobil Mercedes-Benz 220 pada tahun 1959.
Ia menemukan bahwa penumpang di dalam akan aman jika energi dari tabrakan dihilangkan sebelum memasuki bagian kabin. Penerapan desain crumple zone saat ini sudah digunakan oleh setiap merek mobil, bahkan menjadi hal mendasar saat merancang sebuah kendaraan.
Mobil yang telah menerapkan teknologi crumple zone akan memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi, karena bisa lebih menyerap benturan saat terjadi kecelakaan. Semua benturan keras yang terjadi akan diterima dan akan diserap di bagian ini.
Adanya bantuan penyerapan energi benturan membuat penumpang di dalam kabin menjadi lebih aman. Hasil penyerapan energi tersebut akan membuat bagian luar mobil terlihat sangat rusak atau ringsek, namun bagian interior tetap terjaga dan utuh.
Pada desain crumple zone, energi kinetic dari benturan dihilangkan sebelum memasuki area kabin dan mencederai penumpang di dalamnya.
Tidak heran jika seringkali ditemukan bagian depan dan belakang mobil hancur, namun pengemudi dan penumpangnya tetap selamat dari kecelakaan hebat.
Sabuk Pengaman
Selain crumple zone, ada beberapa fitur lainnya yang dirancang untuk meningkatkan keselamatan penumpang saat kecelakaan. Misalnya safety belt, penemuan sabuk pengaman yang saat ini diwajibkan tersedia pada setiap mobil.
Mengutip defensivedriving.com, Sabuk pengaman pada awalnya belum mempunyai tiga titik. Seatbelts diawali dengan dua titik saja yang melindungi bagian paha dan disebut sebagai lapbelts. Ketika itu penggunaan sabuk pengaman kurang populer.
Pabrikan mobil asal Amerika Serikat, Nash Motors pernah menawarkan sabuk pengaman dua titik sebagai pilihan. Ternyata opsi tersebut tidak digemari oleh pemilik mobil. Dari 40.000 mobil dengan sabuk pengaman, hanya 1.000 orang yang menggunakan.
Kasus serupa juga terjadi pada Ford Motor Company. Pada tahun 1955 mereka menawarkan lap belts. Hanya 2% dari pembeli yang memilih perangkat pengaman itu di tahun 1956.
Selang beberapa waktu kemudian, teknologi sabuk pengaman disempurnakan oleh Nils Bohlin, seorang insinyur asal Swedia yang bekerja di Volvo.
Ia menemukan bahwa penambahan titik ketiga, dari area pundak ke paha, memberikan kemanan yang lebih optimal. Alhasil three point seatbelts resmi dipatenkan pada tahun 1958.
Hebatnya, Volvo dan Bohlin membebaskan paten untuk perangkat keselamatan tersebut, sehingga seluruh pabrikan mobil bisa mengadopsi teknologi aman ini. Volvo mengklaim di tahun 2002, sabuk pengaman tiga titik sudah menyelamatkan lebih dari satu juta pengemudi sejak pertama diperkenalkan.
Sumber: Otosia.com
Advertisement