Sukses

BMW Pindahkan Produksi Mobil Listrik MINI dari Inggris ke China

BMW dilaporkan bakal memindahkan produksi kendaraan listriknya, yaitu MINI Electric dari Inggris ke Cina

Liputan6.com, Jakarta - BMW dilaporkan bakal memindahkan produksi kendaraan listriknya, yaitu MINI Electric dari Inggris ke China. Hal tersebut, pertama kali dilaporkan oleh The Times, dikutip oleh Telegraph, Senin (17/10/2022).

Pemindahan produksi MINI Electric ini, rencananya akan dilangsungkan pada 2023 dari Oxford, Inggris ke China.

Pabrikan asal Bavarian ini menilai pabrik di Oxford, yang telah 60 tahun beroperasi menciptakan mobil MINI dinilai tidak dapat memenuhi target perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kendaraan listrik.

Head of MINI, Stefanie Wurst menyebutkan, fasilitas pabrik MINI di Inggris masih membutuhkan renovasi dan investasi tambahan, jika memang ingin melakukan produksi massal mobil listrik.

Sementara itu, pabrik MINI di Negeri Ratu Elizabeth ini, memiliki kapasitas produksi sebanyak 40 ribu unit kendaraan listrik, dari total 200 ribu mobil yang diproduksi di Oxford.

Salah satu alasan pemindahan produksi MINI Electric ini karena masalah krisis chip semikonduktor yang mempengaruhi produksi.

Selain itu, biaya komponen baterai seperti lithium, nikel, dan tembaga yang terus bersaing juga menjadi salah satu penyebab pemindahan produksi mobil listrik tersebut.

2 dari 2 halaman

Eropa Belum Siap Meninggalkan Kendaraan Bermesin Konvensional

Di tengah masifnya kehadiran kendaraan listrik di seluruh belahan dunia, CEO BMW, Oliver Zipse, ternyata punya pandangan lain terkait hal tersebut.

Dilansir dari Drive Australia, ia menjelaskan bahwa saat ini negara di Eropa rasanya masih belum siap untuk meninggalkan kendaraan yang mengadopsi mesin konvensional (Internal Combustion Engine).

Menurutnya, jika dunia otomotif hanya berpegang pada satu teknologi saja, seperti elektrifikasi, ini akan memberikan pandangan yang berbeda dalam hal skala dan strukturnya.

"Industri akan terlihat berbeda dalam hal skala dan struktur dibandingkan saat ini jika hanya menggunakan satu teknologi (elektrifikasi)," jelas Zipse, seperti disitat Majalah Bisnis Jerman, Wirtschaftwoche.

Alhasil, statemen tersebut pun disambut baik oleh raksasa otomotif Jepang dan Amerika Serikat, Toyota dan Ford. Mereka mengatakan saat ini pemilik kendaraan masih membutuhkan pilihan mengenai apa yang akan menggerakkan kendaraan di masa depan.

Video Terkini