Sukses

Cabut dari MotoGP, Nasib Motor Balap Suzuki Berakhir Tragis

Suzuki telah memutuskan mundur dari ajang MotoGP. Lalu bagaimana nasib motor balap bekas tunggangan Alex Rins dan Joan Mir?

Liputan6.com, Jakarta - Suzuki telah memutuskan mundur dari ajang MotoGP. Lalu bagaimana nasib motor balap bekas tunggangan Alex Rins dan Joan Mir?

Nasib motor balap itu berakhir tragis karena bakal dihancurkan dan menjadi barang rongsok.

Bos tim Suzuki MotoGP, Livio Suppo mengatakan, beberapa unit dari motor balap Suzuki GSX-RR bakal dipajang dan diletakkan di museum Suzuki. Namun beberapa unit lagi akan dimusnahkan beserta suku cadangnya.

"Sebab motor MotoGP Suzuki tidak akan digunakan lagi. Jika tidak hancurkan dan tidak terpakai, Suzuki akan tetap ditagih pajak untuk motor tersebut," kata Suppo dikutip Speedweek.

Menurutnya, semua tim pabrikan Jepang melakukan hal ini untuk motor yang sudah tak digunakan lagi karena alasan pajak. Lantaran sudah setop berkompetisi dan tak mendapat sponsor langkah tersebutlah yang diambil manajemen.

Menyikapi keputusan tersebut, mantan pembalap Suzuki, Alex Rins pun kesal. Dia menyebut Suzuki tak mengizinkannya untuk memiliki motor GSX-RR sebagai koleksi di garasinya.

"Bos tim Shinichi Sahara sudah mengabaikannya (permintaan Rins). Motor harus kembali ke Jepang lebih dulu, apapun alasannya," pungkas Rins. 

 

2 dari 2 halaman

Masalah Keuangan Tim Suzuki

MotoGP seri Valencia 2022 (6/11) kemarin jadi garis akhir Suzuki berkompetisi di ajang balap motor paling bergengsi. Alasan finansial menjadi isu kuat mengapa tim pabrikan Jepang ini harus hengkang.

Disebabkan absennya sponsor utama yang menaungi tim mereka, yakni Suzuki Ecstar. Lain kasus seperti tim pabrikan lain, misalnya Honda dengan Repsol, Ducati dengan Lenovo, atau Yamaha dengan Monster Energy. Ecstar sendiri boleh dibilang masih satu keluarga dengan grup Suzuki.

Sejatinya Presiden Suzuki Hiroshi Tsuda berharap timnya masih bisa berlaga di MotoGP. Namun jajaran direktur menolak keputusan tersebut. Saat itu Suzuki juga diyakini akan bertahan sampai 2026 mengingat performanya cukup positif di ajang Grand Prix.

"Sayangnya, situasi ekonomi saat ini dan kebutuhan untuk memusatkan upaya pada perubahan besar yang dihadapi dunia Otomotif di tahun-tahun ini, memaksa Suzuki untuk mengalihkan biaya dan sumber daya manusia untuk mengembangkan teknologi baru," tulis Suzuki dikutip dari Suzuki-Racing.

Sumber: Oto.com